Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Dorong Eropa Aktifkan Pembangkit Nuklir agar Mandiri Energi, Sebut Risikonya Tidak Parah

Kompas.com - 07/03/2022, 17:40 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Orang terkaya dunia, Elon Musk, mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan pemanfaatan energi nuklir, sebagai respons dari invasi Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan harga energi seperti minyak mentah dan gas naik. 

Melalui akun Twitter-nya, CEO Tesla itu mengatakan, saat ini menjadi momentum yang tepat bagi negara-negara Eropa untuk mengakifkan kembali pembangkit-pembangkit nuklir yang tidak aktif.

"Ini menjadi sangat jelas bahwa negara Eropa harus mengaktifkan kembali pembangkit nuklir yang tidak aktif dan meningkatkan kapasitas yang beroperasi saat ini," ujar Elon Musk, dikutip Senin (7/3/2022) dari news.com.au. 

Baca juga: Mengenal SWIFT, Senjata Non-Nuklir yang Bisa ‘Hancurkan’ Ekonomi Rusia

Soal radiasi nuklir tidak separah diperkirakan orang

Menurut pria kelahiran Afrika Selatan itu, pemanfaatan energi nuklir menjadi penting bagi keamanan nasional serta internasional.

Elon Musk mengklaim, risiko pemanfaatan energi nuklir terhadap keberlangsungan manusia tidak separah yang diperkirakan sebagian orang.

Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Minyak Bisa Tembus 200 Dollar AS, Emas Rp 1,15 Juta Per Gram

Untuk membuktikan pernyataan tersebut, Ia pun mengaku siap mengunjungi wilayah dengan sebaran radiasi nuklir tinggi.

"Bagi anda yang berpikir mengenai risiko radiasi, pilih tempat yang menurut Anda paling parah. Saya akan berkunjung ke sana," kata Musk.

"Saya telah melakukan ini di Jepang beberapa tahun lalu, tidak lama setelah (bencana nuklir) Fukushima. Risiko radiasi jauh lebih rendah dari perkiraan banyak orang," tambahnya.

Baca juga: Gara-gara Perang Rusia–Ukraina, Elon Musk: Benci Mengatakannya, tapi Kita Perlu Tingkatkan Produksi Migas...

 

Penggunaan pembangkit nuklir bantu atasi perubahan iklim

Selain itu, pemanfaatan energi nuklir juga disebut Elon Musk dapat membantu upaya penanganan perubahan iklim, sebab lebih baik ketimbang memanfaatkan komoditas energi mengandung hidrokarbon.

Sebagaimana diketahui, upaya negara-negara Eropa untuk memberikan sanksi kepada pemerintahan Vladimir Putir menjadi sulit, dengan adanya ketergantungan pasokan gas dari Rusia ke negara-negara Barat.

Dilansir dari news.com.au, lebih dari sepertiga pasokan komoditas energi negara-negara Uni Eropa berasal dari ekspor Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com