Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontribusi Milenial Bisa Percepat Transisi Energi, Seperti Apa?

Kompas.com - 24/03/2022, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kontribusi kaum milenial dalam penggunaan energi baru terbarukan dinilai bisa mempercepat proses transisi energi di Indonesia. Dalam proses transisi energi ini, kaum milenial bisa memulainya dengan menggunakan energi secara bijak.

Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Nelwin Aldriansyah mengatakan, kaum muda bisa memberikan kontribusinya dengan mengurangi penggunaan energi berbasis fosil dan menggantikannya dengan sumber energi yang berkelanjutan (sustainable) dan bisa diperbarui (renewable).

“Kaum milenial bisa memulainya dari diri sendiri untuk mempercepat proses transisi energi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kendaraan umum, baik bus listrik maupun kereta api,” kata Nelwin dalam siaran pers, Kamis (24/3/2022).

Baca juga: PGE Buka Peluang Kerja Sama Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Indonesia telah memperbarui komitmen untuk mengurangi efek gas rumah kaca (GRK) dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) sebesar 29 persen pada 2030 dari level business as usual (BaU).

Selain itu, Indonesia juga sudah menetapkan target bauran energi baru terbarukan pada 2025 sebesar 23 persen. Pada ujungnya, Pemerintah juga sudah menargetkan zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

Baca juga: 3 Isu Prioritas Transisi Energi dalam ETWG 1 G20

Nelwin mengatakan, transisi energi juga menjadi salah satu dari tiga prioritas utama dalam pembahasan Kelompok Kerja ketika Indonesia menjadi presidensi G20 untuk periode 2021-2022.

Tiga prioritas utama Presidensi G20 Indonesia 2022 yang mengambil tema “Recover Together, Recover Stronger” ini adalah Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi berbasis Digital, dan Transisi Energi. Energi hijau merupakan pilihan tak terelakkan untuk menghadapi pemanasan global.

“Kaum muda juga harus mulai menggunakan perangkat listrik hemat energi dan memanfaatkan panel surya untuk pembangkitan listrik rumah tangga. Hal ini bisa mengurangi ketergantungan rumah pada pasokan listrik dari PLN,” tambah dia.

Baca juga: Jokowi: Transisi Energi Bukan Cuma Soal Perubahan Energi Fosil ke Energi Terbarukan...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com