Selama persidangan, penyelenggara mendorong terbentuknya kesepakatan-kesepakatan antara berbagai pihak untuk melakukan tindakan konkret untuk mengatasi masalah spesifik.
Hasil lain dari pertemuan besar ini adalah komitmen para pihak untuk memberi perhatian, bantuan, dan pemikiran yang lebih konkret terkait dengan materi yang dibahas dalam sesi-sesi persidangan.
Kesepakatan dan komitmen ini disampaikan pada sidang penutupan oleh Børge Brende, Presiden WEF.
WEF telah banyak memberi sumbangan yang berarti untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam skala global.
Lebih dari itu, WEF berpotensi dapat berkontribusi dalam mewujudkan dunia yang tanpa konflik.
Namun kali ini, WEF agaknya secara tidak disadari melewatkan momen yang sangat penting. Invasi Rusia ke Ukraina mungkin dapat dicegah, seandainya sidang tahunan WEF 2022 digelar lebih awal, yaitu pada bulan Januari, seperti biasanya.
Dalam pertemuan itu, diundang Presiden Rusia dan Presiden Ukraina, untuk menyampaikan posisi mereka terhadap kasus yang membuat perselisihan antara keduanya semakin meningkat.
Dengan mendengar kepentingan masing-masing pihak, maka titik temu mungkin dapat dicari, sehingga tidak perlu dilakukan tindak kekerasan berupa perang.
Tentu saja dalam forum itu perlu diundang juga NATO sebagai pihak yang terkait langsung dengan konflik antara Rusia dan Ukraina.
Dengan mendorong komunikasi antara Rusia, Ukraina dan NATO, maka WEF dapat mencegah potensi terjadinya konflik fisik.
Peran ini sulit diharapkan untuk dilakukan oleh PBB, mengingat kedudukan Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan.
Forum lain yang mempertemukan Rusia dan NATO agaknya tidak ada atau tidak efektif. Di dalam G-20, misalnya, ada Rusia dan beberapa negara anggota NATO, namun mereka tidak bisa mewakili NATO.
Seperti yang diketahui umum, perundingan dua pihak antara Rusia dan NATO terganjal oleh perbedaan pandangan antara keduanya.
Rusia menghendaki Ukraina untuk tidak bergabung dengan NATO demi menjaga keamanan negaranya dari kemungkinan serangan NATO.
Sementara NATO menganggap bahwa keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah hak suatu negara yang berdaulat.