Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Sempat Jatuh di Bawah Level 100 Dollar AS Per Barel

Kompas.com - 06/07/2022, 08:18 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


LONDON, KOMPAS.com - Harga minyak jatuh pada Selasa (5/7/2022) waktu setempat dengan harga patokan minyak mentah AS berada di bawah level 100 dollar AS. Penurunan harga minyak dunia terjadi menyusul kekhawatiran akan resesi global, yang mendorong perlambatan ekonomi dan memangkas permintaan produk minyak bumi.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 8,24 persen atau 8,93 dollar AS per barel, dan diperdagangkan pada level 99,50 dollar AS per barel. Minyak WTI juga sempat drop lebih dari 10 persen dalam peedagangan Selasa dan berada di level 97,43 dollar AS per barel. Pada Kontrak terakhir, Mei 202 WTI diperdagangkan di bawah 100 dollar AS.

Baca juga: Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Menguat, Dow Jones Terkoreksi Tipis

Patokan internasional minyak mentah Brent juga turun 9,45 persen, atau 10,73 dollar AS, dan diperdagangkan pada level 102,77 dollar AS per barel.

"Ketatnya keseimbangan minyak global, semakin diimbangi oleh kemungkinan kuat adanya resesi yang mulai membatasi permintaan minyak," kata Ritterbusch and Associates, mengutip CNBC.

Pagi ini, harga minyak WTI terpantau mulai naik, dimana WTI berada di level 101,45 dollar AS per barel atau menguat 1,9 persen. Demikian juga dengan minyak mentah Brent yang diperdagangkan pada harga 105,12 dollar AS per barel atau naik 2,2 persen.

Baca juga: Rupiah Nyaris Rp 15.000 per Dollar AS, Sri Mulyani Pastikan Ekonomi RI Tetap Terjaga

Terjadinya penurunan harga minyak mentah mendorong kerugian besar di bulan Juni. Citi Group mengatakan, jika ekonomi terus mengarah ke resesi, ada potensi minyak Brent bisa jatuh hingga ke level 65 dollar AS per barel.

"Dalam skenario resesi dengan meningkatnya pengangguran, kebangkrutan rumah tangga dan perusahaan, bisa mendorong pembatasan pasokan," tulis Citi Group.

Citi menjadi salah satu yang menganalisa akan penurunan harga minyak mentah. Sementara Goldman Sachs berpendapat sebaliknya, dan memperkirakan minyak mentah akan tembus ke level 140 dollar AS atau lebih.

Kenaikan harga minyak mentah terjadi sejak Rusia menginvasi Ukraina. Hal ini terjadi meningkatkan kekhawatiran tentang kekurangan pasokan minyak mentah global mengingat peran negara tersebut sebagai pemasok komoditas utama, terutama ke Eropa.

WTI melonjak ke level tertinggi di level 130,50 dollar AS per barel pada bulan Maret, sementara Brent mendekati 140 dollar AS per barel. Posisi harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 2008.

Di samping konflik Rusia-Ukraina, harga komoditas yang tinggi telah menjadi kontributor utama terhadap lonjakan inflasi di AS, yang merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun.

“Resesi tidak memiliki rekam jejak yang bagus dalam membunuh permintaan. Persediaan produk berada pada level yang sangat rendah, namun pergantian stok barang juga membuat permintaan minyak mentah tetap kuat," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Baca juga: Emirates dan Etihad Dikabarkan Bakal Jadi Investor, Ini Tanggapan Bos Garuda Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com