Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Promosi, Sandiaga Uno: Tenun Sekomandi Harus Digunakan pada Aktivitas Harian Masyarakat

Kompas.com - 15/07/2022, 12:42 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memberikan program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku ekonomi kreatif di Rumah Tenun Sekomandi Mamuju, Sulawesi Barat. Hal ini sebagai bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Sandiaga ingin tenun Sekomandi bisa digunakan pada aktivitas harian masyarakat, sebagai bentuk penghargaan kepada produk lokal.

“Alangkah baiknya kalau kita bantu untuk terus promosikan karena ekspor dari produk ekonomi kreatif kita tembus 21,8 miliar dolar AS tahun lalu. Tahun ini kita harapkan dengan bantuan semua pihak termasuk perbankan dan Kemenparekraf bisa memasukkan Rumah Tenun Ikat Sekomandi ini dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia," kata dia dalam siaran pers dikutip Kompas.com, Jumat (15/7/2022). 

Baca juga: Sandiaga Uno: Kenaikan Tarif Masuk TN Komodo untuk Biaya Konservasi Jasa Ekosistem

"Jadi nanti ke depan baju hari Kamis-nya Pak Gubernur ini mungkin diselipkan ada ornamen Sekomandi. Ini sebagai bagian dari penghargaan kita kepada produk produk tenun lokal kita,” imbuh dia.

Sandiaga juga berjanji akan membantu mempromosikan kain tenun khas Kabupaten Mamuju, Sulawei Barat tersebut.

"Kami akan bantu promosikan tenun ikat Sekomandi ini sebagai produk tenun lokal. Kami juga mendorong penenun untuk melakukan inovasi," ucap dia,

Tenun Sekomandi sendiri merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Kalumpang-Mamuju. Tenun ini diyakini sebagai salah satu tenun tertua di duni, dengan rentang usia 480 tahun lebih. Tenun ini memiliki arti spiritual di setiap corak dan warna benang yang digunakan.

Motif tenun Sekomandi yang paling popular ialah motif Ulu Karua. Motif ini bermakna delapan ketua adat atau delapan pemangku adat. Menurut sejarah atau mitosnya, penamaan Ulu Kalua berasal dari sejak zaman dahulu, saat nenek moyang mereka pergi berburu dengan anjingnya, lalu masuk ke dalam gua.

Ketika keluar gua, anjing itu menggigit daun bermotif. Itulah asal mula motif pertama Sekomandi, Ulu Karua. Pembuatan sehelai kain tenun Sekomandi bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Dalam kunjungannya ke Sulawesi Barat, Sandiaga Uno juga mengunjungi Desa Wisata Alam Tondok Bakaru, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.

Ia mengatakan, Kemenparekraf selanjutnya akan terus membantu untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas secara berkelanjutan agar Desa Wisata Tondok semakin dikenal dan ramai dikunjungi wisatawan.

Menurut Sandiaga, pengembangan Desa Wisata Tondok Bakaru akan dilaksanakan dengan berbasis penguatan dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat sebagai pelengkap fasilitas dan diharapkan akan memajukan ekonomi daerah.

Selain itu, desa wisata ini juga akan dibangun dengan kolaborasi bersama mitra pemerintah seperti dunia usaha yang akan berinvestasi dan perbankan untuk memberikan modal ekonomi.

"Semangat pengembangan produk ekonomi kreatif di Desa Wisata Tondok Bakaru akan dilaksanakan pemerintah sehingga akan memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya, dan akan memacu pembangunan ekonomi daerah," tegas Sandiaga.

Ia menyebut, akan mendukung penuh dan membantu setiap langkah pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dalam upaya memajukan pariwisata alam dan budaya di Kabupaten Mamasa, agar dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Presidensi G20, Sandiaga: Pak Menko Marves Berikan Hotel-hotel di Bali 2 Tingkat Lebih Baik dari Roma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com