Arus peti kemas pada 2019 tercatat sebanyak 23.009 teus, sementara pada 2020 tercatat sebanyak 54.000 teus. Arus peti kemas mengalami peningkatan pada 2021 yang mencapai 70.003 teus dan mengalami sedikit penurunan sebesar 0,5 persen pada 2022.
"Bukan hanya arus peti kemas yang mengalami peningkatan, arus barang curah kering juga tumbuh. Pada 2022 tercatat sebanyak 10,8 ton," kata Eko.
Selain peti kemas dan general cargo, Pelabuhan Kuala Tanjung juga menangani kegiatan bongkar muat curah cair dan general cargo.
Perseroan mencatat arus curah cair pada 2019 sebanyak 102.000 ton. Lalu pada 2020 meningkat menjadi 366.000 ton. Arus curah cair pada 2021 tercatat sebanyak 672.000 ton.
Baca juga: Pelindo Petikemas Alihkan Pengelolaan TPK Belawan ke PMT Kuala Tanjung
Sementara itu, arus barang general cargo pada 2021 sebanyak 41.000 ribu ton menjadi 63.001 ton pada 2022.
"Kami akui memang arus kapal dan barang masih fluktuatif, namun demikian manajemen terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan kapal maupun arus barang di Pelabuhan Kuala Tanjung," lanjutnya.
Manajemen PMT Kuala Tanjung menyebut telah bertemu dengan sejumlah operator kapal peti kemas internasional hingga para pemilik barang.
Hasilnya, diperlukan sejumlah langkah untuk meningkatkan kunjungan kapal diantaranya memberikan insentif tarif bagi pelayaran, dan penyediaan depo untuk penumpukan peti kemas kosong (empty) dengan tarif kompetitif.
Selanjutnya diperlukan kerja sama dengan para pemilik barang dengan jaminan biaya yang lebih kompetitif jika dibandingkan melalui Singapura. Diperlukan juga kerja sama pelayanan kegiatan kepelabuhanan bagi para perusahaan yang sedang melakukan pembangunan pabrik di KEK Sei Mangkei.
Baca juga: Perdana, Pelabuhan Kuala Tanjung Layani Pelayaran Peti Kemas Internasional
Selain itu, Kawasan Industri Kuala Tanjung juga perlu dikembangkan dan dioptimalkan. Pasalnya, pada masa yang akan datang Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan dapat menjadi pusat bulk logistic & supply chain hub atau kegiatan barang curah dan pusat rantai pasok.
Menurut Eko, terdapat potensi arus barang kurang lebih sebanyak 2,7 juta ton per tahun apabila industri yang ada di sekitar pelabuhan sudah beroperasi penuh.
"Para pemangku kepentingan yang terdiri dari regulator, operator dan pemilik barang juga telah menandatangani komitmen bersama untuk optimalisasi Pelabuhan Kuala Tanjung," ujar Eko.
"Kami optimis jika KEK Sei Mangkai dan Kawasan Industri Kuala Tanjung sudah beroperasi penuh maka dengan begitu peran dari Pelabuhan Kuala Tanjung akan semakin nyata terlihat," tegas Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.