Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indomie Ayam Spesial Ditarik di Taiwan dan Malaysia, Kemendag: Pengimpornya Individu, Bukan Distributor Resmi

Kompas.com - 05/05/2023, 10:25 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menjelaskan soal temuan zat pemicu kanker dalam mie instan merk "Indomie Rasa Ayam Spesial" oleh Departemen Kesehatan Taipei, Taiwan. 

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengungkapkan, Indomie yang ditarik itu adalah produk yang diimpor bukan dari distributor resmi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

"Jadi gini sebetulnya itu kan ada (importir), sama-sama Indomienya, ada yang melalui distributor resmi ada yang diimpor individu-individu. Nah ini yang terjadi perbedaan. Kalau melalui distributor resmi itu dia sudah melalui penyesuaian yang diminta Taiwan kandungan-kandungan beberapa itu sudah sesuai, itu enggak ada masalah," ujar Didi saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: Taiwan Tarik Indomie Rasa Ayam Spesial gara-gara Zat Pemicu Kanker, BPOM Tegaskan Aman Dikonsumsi

Didi menjelaskan, setiap negara memiliki standar sendiri untuk makanan dan minuman yang diimpor.

Kemudian, negara yang mengekspor makanan dan minuman akan menyesuaikan standar dari negara tujuan ekspornya.

"Jadi memang tergantung standar yang diberikan, aturan internasional itu membebaskan silahkan mengatur standar masing-masing. Kitakan antara Taiwan dan Indonesia memiliki caranya masing-masing untuk menetapkan standar," ungkapnya.

Baca juga: Usai Taiwan, Giliran Malaysia Tarik Indomie Rasa Ayam Spesial

Keamanan produk Indomie di RI urusan BPOM

Ihwal keamanan produk Indomie yang beredar di Indonesia, Didi mengatakan hal itu adalah urusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tetapi ia menekankan bahwa setiap negara memang mempunyai standar yang berbeda-beda.

Menurut dia, badan internasional telah memberi wewenang kepada setiap negara untuk menentukan sendiri standar kandungan dalam makanan dan minuman yang beredar. Sehingga, lanjut dia, antara Indonesia, Taiwan, Hong Kong, Singapura, Korea wajar apabila memiliki standar yang berbeda,

"Jadi kami kalau mengekspor sebuah produk, terutama mamin itu akan menyesuaikan sendiri dengan standar permintaan negara setempat," ucapnya.

Baca juga: Taiwan Sebut Indomie Rasa Ayam Spesial Mengandung Zat Pemicu Kanker, Bos Indofood Buka Suara

Penarikan Indomie di Taiwan tak pengaruhi ekspor RI

Kemudian, saat ditanya apakah penarikan Indomie Ayam Spesial di Taiwan berpengaruh ke nilai ekspor Indonesia, Didi membantah. Sebab menurut dia, penarikan tak akan berpengaruh ke nilai ekspor Indonesia-Taiwan karena produk yang diekspor secara resmi melalui distributor Indofood sudah sesuai standar Taiwan.

"Kalau ditutup ekspornya tentu tidak ya, karena ini sering terjadi dan itu adalah diimpor oleh individu atau agenda yang memang distributor bukan resmi. Indomie yang memang memenuhi standar dan melalui distributor resmi nggak masalah," katanya.

Baca juga: Melihat Pergerakan Saham Indofood Usai Taiwan dan Malaysia Tarik Indomie Rasa Ayam Spesial

Halaman:


Terkini Lainnya

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Whats New
5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

Spend Smart
Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Whats New
Cara Transfer BRI ke BRI di ATM dan BRImo di HP

Cara Transfer BRI ke BRI di ATM dan BRImo di HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com