Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Tarik Indomie Rasa Ayam Spesial gara-gara Zat Pemicu Kanker, BPOM Tegaskan Aman Dikonsumsi

Kompas.com - 28/04/2023, 08:30 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kembali terulang Taiwan menolak dan melarang toko-toko ritelnya untuk menjual mi instan merek Mie Sedaap dari Indonesia, kini giliran merek Indomie Rasa Ayam Spesial hasil produksi Indofood.

Apabila Juli 2022 Taiwan menolak masuknya produk mi instan Indonesia dengan dalih tingkat kandungan residu pestisida dalam bumbunya yang dinilai di atas ambang batas oleh Otoritas Badan Makanan dan Obat-obatan Taiwan (FDA), tahun ini alasannya adalah karena Departemen Kesehatan Taipei menemukan mi instan Indonesia mengandung zat pemicu kanker atau zat karsinogenik.

Departemen Kesehatan Taipei mengumumkan hal tersebut pada Senin (24/4/2023), saat merilis hasil pemeriksaan mi instan yang tersedia di Ibu Kota Taipei pada tahun 2023.

Baca juga: Melihat Pergerakan Saham Indofood Usai Taiwan dan Malaysia Tarik Indomie Rasa Ayam Spesial

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Kesehatan Taipei mengatakan, telah menemukan sejumlah Ah Lai White Curry Noodles dari Malaysia dan sejumlah Indomie Rasa Ayam Spesial dari Indonesia sama-sama mengandung etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia.

Limfoma sendiri adalah kanker yang memengaruhi kelenjar getah bening, sedangkan leukemia adalah kanker yang memengaruhi darah dan sumsum tulang.

Dikutip dari Focus Taiwan, berdasarkan hasil pengujian, Departemen Kesehatan Taiwan mengungkap, etilen oksida terdeteksi pada mi dan paket bumbu di produk mi instan asal Malaysia.

Baca juga: Ditarik di Taiwan dan Malaysia, BPOM Pastikan Indomie Rasa Ayam Spesial Aman Dikonsumsi

Indofood Pastikan sudah ikuti persyaratan

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang angkat bicara menanggapi temuan oleh Departemen Kesehatan Taiwan itu.

Franciscus mengatakan, pada dasarnya sesuai prinsip perusahaanya, pihaknya selalu mengikuti persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh negara pengimpor sebelum mengirim produk.

Bahkan, lanjut dia, pihaknya juga patuh akan persyaratan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh BPOM.

"Pada prinsipnya kita mengikuti prasyarat dan ketentuan BPOM dan juga standard Badan kesehatan negara pengimport," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/4/2023).

Dia menuturkan, pihaknya masih akan terus menyelidiki atas temuan tersebut.

 

Kemendag Minta KDEI Taiwan Selidiki Indomie yang Berisi Zat Pemicu Kanker

Terkait temuan tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag)

Budi Santoso mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei agar melakukan pengecekan atas temuan Indomie asal Indonesia yang mengandung zat pemicu kanker.

"Kalau masuk ke Taiwan memang ada ketentuan kandungannya harus sekian, ya kita harus meyesuaikan, tapi kan nanti dicek dulu apakah benar seperti itu," ujarnya.

"Nanti saya coba komunikasi kan dengan KDEI Taiwan. Tapi kalau misalnya tebukti tidak melanggar ya kita komunikasikan dengan otoritas Taiwan melalui perwakilan kita di Taiwan," sambungnya.

Lebih lanjut Budi menuturkan, kasus serupa sudah pernah terjadi tahun lalu. Namun setelah dilakukan pengecekan, produk yang dinilai bermasalah, bukanlah produk mi asal Indonesia.

"Dulu ada mi juga, tapi bukan dari Indomie. Bisa kita selesaikan sih waktu itu akhirnya dari pihak Taiwan kan waktu itu, dari Badan POM-nya Taiwan kan pernah ke sini untuk memberlakukan verifikasi. Jadi bisa diselesaikan dengan baik sih waktu itu," kata Budi.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com