Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chandra Asri Balik Rugi Jadi Laba Bersih Rp 127,08 Miliar di Kuartal I-2023

Kompas.com - 20/06/2023, 15:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten pengolahan petrokimian, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal I-2023. Hal ini terefleksikan dari laba bersih perusahaan yang berhasil dibukukan perusahaan.

Emiten dengan kode saham TPIA itu membukukan laba bersih sebesar 8,5 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 127,08 miliar (asumsi kurs Rp 14.950) pada kuartal I 2023. Realisasi ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu, di mana perusahaan membukukan rugi bersih sebesar 11,1 juta dollar AS.

Perolehan laba bersih itu merupakan hasil dari pendapatan bersih Chandra Asri sebesar 502,3 juta dollar AS. Nilai ini sebenarnya lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 677,7 juta dollar AS.

Baca juga: RMK Energy Tebar Dividen Perdana Rp 30,6 Miliar

Namun demikian pada saat bersamaan, beban pokok pendapatan perseroan juga menyusut. Tercatat pada periode 3 bulan pertama tahun ini, beban pokok pendapatan TPI sebesar 469 juta dollar AS, turun 28,1 persen secara tahunan.

Dengan perolehan laba bersih perseroan, Direktur Chandra Asri Suryandi mengatakan, kuartal I-2023 merupakan titik balik industri petrokimia. Pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang ditandai dengan kenaikan yang signifikan pada tingkat produksi Asia Tenggara dan pembukaan kembali China.

"Akhirnya laba bersih untuk 3 bulan pertama tahun ini mencapai 8,5 juta dollar AS," kata dia dalam keterangannya, Selasa (20/6/2023).

Lebih lanjut ia bilang, perusahaan berkomitmen menjaga ketahanan finansial dan berhasil mempertahankan neraca yang kuat. Tercatat pada 31 Maret 2023, perseroan memiliki liquidity pool sebesar 2,3 miliar dollar AS yang terdiri dari kas dan setara kas sebesar 881 juta dollar AS, surat berharga 997 juta dollar AS, dan fasilitas committed revolving credit sebesar 422 juta AS.

Baca juga: Tujuh Game Changer agar Indonesia Jadi Negara Maju

"Lalu, perseroan mempunyai fleksibilitas dalam menjalankan strategi bisnisnya," ujar Suryandi.

Meskipun industri petrokimia mulai menunjukan pemulihan, Suryandi menila, volatilitas masih akan tetap berlanjut. Oleh karenanya, perseroan akan melakukan rencana ekspansi dengan disiplin.

Pada kuartal I-2023, Chandra Asri menyelesaikan dan menandatangani MoU dengan INA, sovereign wealth fund, untuk bersama-sama mengembangkan pabrik chlor-alkali skala dunia di Indonesia, yang dirancang untuk melayani industri hilir Indonesia yang berkembang dan berfokus pada rantai nilai Kendaraan Listrik (EV).

"Sebagai bagian dari percepatan rencana investasi, perseroan juga telah menunjuk pemberi lisensi terkemuka dunia dan melanjutkan proses penawaran FEED," ucap Suryandi.

Baca juga: Jokowi Tunjuk 4 Menko Urusi Manajemen Risiko Pembangunan Nasional, Ada Mahfud MD dan Luhut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com