Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPA Convex 2023, Ajang Bos-bos Migas Kumpul Bahas Transisi Energi

Kompas.com - 20/07/2023, 16:12 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesian Petroleum Association (IPA) kembali menggelar konvensi dan pameran IPA Convex. Acara tahunan yang dihadiri para pelaku industri minyak dan gas (migas) ini akan digelar pada 25-27 Juli 2023 di ICE BSD City, Tangerang.

Ketua Panitia Convex IPA 2023 Krishna Ismaputra mengatakan, berbagai diskusi dengan pemangku kepentingan di sektor hulu migas akan digelar pada perhelatan IPA Convex ke-47 ini.

Salah satunya diskusi dengan bos-bos perusahaan energi raksasa, yakni Petronas dari Malaysia, Mubadala dari Uni Emirat Arab (UEA), serta PT Pertamina (Persero).

"Mereka akan bercerita bagaimana mereka sebagai CEO perusahaan besar dalam mengelola, mengendalikan, dan mengarahkan perusahaan mereka dalam menghadapi energi transisi saat ini," ujarnya dalam konferensi pers Road to IPA Convex 2023 di Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Pada perhelatan kali ini terdapat sesi bagi para generasi muda yaitu 'Youth@IPA' yang memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mempresentasikan karya ilmiahnya.

Baca juga: Bos Pertamina: Transisi Energi Tidak Akan Ganggu Ketahanan Energi Indonesia

Selain diskusi, IPA Convex 2023 juga menyiapkan dokumen kajian (white paper) yang merupakan usulan dari para pelaku industri migas untuk mencapai investasi migas yang diinginkan.

Dokumen ini juga mencakup usaha para pelaku industri migas dalam penurunan emisi karbon yang secara teknis dan keekonomian dapat diterapkan di Indonesia.

Baca juga: Sri Mulyani: Butuh Rp 4.002 Triliun untuk Kurangi Emisi Karbon hingga 2030

 


Sementara itu, Vice President IPA Ronald Gunawan mengatakan, berbagai sesi diskusi dengan para pemangku kepentingan sektor hulu migas pada IPA Convex 2023, bertujuan mencari solusi guna mencapai target penurunan emisi karbon dan peningkatan produksi migas.

Seperti diketahui, dalam Nationally Determined Contributions (NDC), Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 29 persen pada 2030 dengan kemampuan sendiri, atau 41 persen dengan dukungan internasional.

Selain itu, Indonesia juga menargetkan mencapai emisi nol atau net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang.

Sementara pada produksi migas, pemerintah menargetkan produksi minyak bisa mencapai 1 juta barrel minyak per hari (bph), dan gas mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) di 2030.

"Pemenuhan kebutuhan energi dan upaya mengurangi emisi karbon untuk membantu mengurangi pemanasan global harus dapat berjalan bersama,” kata Ronald.

Baca juga: Kementerian ESDM Dukung Pengembangan Panas Bumi untuk Pencapaian Target NZE 2060

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com