Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Penipuan Berkedok Investasi Biasanya Disertai Tawaran Imbal Hasil yang Besar dan Tidak Masuk Akal

Kompas.com - 03/08/2023, 12:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, fenomena penipuan oleh entitas legal masih marak terjadi di tengah masyarakat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi mengatakan, maraknya penipuan berkedok investasi umumnya disertai penawaran imbal hasil yang luar biasa besar dan tidak masuk akal.

Namun begitu, kecurigaan terhadap penipuan berkedok investasi kerap diabaikan karena ada keinginan untuk meraup keuntungan yang besar dalam waktu singkat.

"Salah satu faktornya adalah menjamurnya The Casino Mentality dikalangan masyarakat," kata dia dalam Webinar Waspada Modus Penipuan Gaya Baru, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Cara Mulai Investasi Reksa Dana dengan Modal Rp 100.000

Wanita yang karib disapa Kiki itu menerangkan, mentalitas itu pada prinsipnya adalah paradigma yang ingin cepat kaya dengan cara yang mudah dan dalam waktu singkat tanpa disertai kerja keras. Mentalitas ini yang membuat masyarakat abai terhadap kemungkinan risiko yang dihadapi.

Tak hanya itu, Kiki juga menemukan fenomena Fear Of Missing Out (FOMO) di kalangan anak muda. Fenomena ini menuntun agar seseorang memiliki tren terkini agar tidak dicap ketinggalan zaman.

"Tentu ini sikap yang riskan, terutama ketika ada tawaran yang tidak dicek dulu kebenaran dan legalitasnya, logis atau tidak," imbuh dia.

Adapun, OJK menemukan beberapa modus yang belakangan marak ditemukan, salah satunya adalah koperasi simpan pinjam yang melakukan aktivitas di luar ketentuan.

Baca juga: Punya Uang Rp 100.000, Bisa Investasi ke Instrumen Apa Saja?

Selain itu, ada juga penipuan dengan modus investasi ilegal, misalnya robot trading ilegal, skema ponzi, investasi forex ilegal, dan gadai ilegal.

Ada pula penipuan dengan modus sniffing dengan file APK melalui undangan pernikahan, kurir paket, dan tagihan listrik.

Tak hanya itu, beragam modus penipuan lain juga mengintai masyarakat misalnya modus penipuan dengan kerja paruh waktu.

"Bahkan saya pun ditawari skema ini beberapa hari yang lalu," tutup dia.

Baca juga: Investasi di Instrumen ESG Punya Imbal Hasil Lebih Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Whats New
Menunda Tapera untuk Pekerja

Menunda Tapera untuk Pekerja

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Whats New
CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

Whats New
Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Whats New
JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

Whats New
Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

Whats New
Presdir Jahja Setiaatmadja 'Serok' Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Presdir Jahja Setiaatmadja "Serok" Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Whats New
Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Whats New
BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

Rilis
Usai Jalani 'Fit and Proper Test', Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Usai Jalani "Fit and Proper Test", Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com