Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak 6 Kunci Kepemimpinan Digital yang Penting bagi Dunia Bisnis Indonesia

Kompas.com - 18/09/2023, 19:32 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepemimpinan digital makin dibutuhkan di Indonesia yang giat melakukan digitalisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab salah satu tantagan digitalisasi adalah pekerjaan secara hybrid, atau tak melulu tatap muka.

Saat ini, RI secara resmi telah diakui menjadi negara berpendapatan menengah atas (Upper-Middle-Income Country/UMIC) oleh Bank Dunia. Selain itu, menurut laporan DBS Bank, Indonesia memimpin pasar ekonomi digital di Asia Tenggara dengan lebih dari 200 juta pengguna internet dan nilai proyeksi sekitar 130 miliar dollar AS pada 2025.

Di era digitalisasi, mempertahankan dan meningkatkan posisi RI dari negara berpendapatan menengah atas butuh kepimimpinan digital yang mumpuni, terutama di era bekerja secara hybrid.

Baca juga: Work from Cafe Ternyata Mendorong Produktivitas dan Kreativitas

Sayangnya, berdasarkan riset Center for Creative Leadership (CCL) yang berjudul “WORK 3.0: Reimagining Leadership in a Hybrid World”, di Indonesia ditemukan 49 persen responden menilai perusahaan mereka belum memiliki visi kerja hybrid.

"Dalam lanskap hybrid saat ini, sangat penting bagi pemimpin perusahaan di Indonesia untuk dapat membimbing timnya melalui tantangan baru ini. Maka dari itu, agar perusahaan sukses menghadapinya, ada tiga prioritas yaitu: Direction, Alignment, and Commitment (DAC)," ungkap Diana Khaitova, Regional Head of Client Development, APAC Center for Creative Leadership, melalui keterangannya, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Kembali Jadi Tren, Meeting Hybrid dan Ruang Rapat Minimalis Kian Optimal dengan Teknologi Ini

Berikut 6 kunci kepemimpinan digital di era hybrid menurut CCL.

1. Menjadi ‘Future Seekers’ dan ‘Business Shapers’

Sebagai ‘Future Seekers’, para pemimpin secara aktif mengikuti perubahan lanskap digital yang terus berevolusi sembari beradaptasi terhadap tren dan perkembangan baru. Mereka akan mengevaluasi tren-tren yang ada dan menggunakan pengetahuan ini untuk membentuk rencana strategis agar tetap unggul dalam persaingan.

Sementara itu, ‘Business Shapers’ merupakan individu yang mengambil keputusan berdasarkan data yang relevan dan menganalisisnya dengan efektif. Pendekatan ini digunakan untuk memperkuat kemampuan baru dan membuka peluang pertumbuhan organisasi menuju ranah digital.

Baca juga: Hybrid Working Jadi Tren, Persyaratan Kerja Makin Fleksibel

2. Berperan sebagai ‘Ecosystem Builders’ dan ‘Innovation Accelerators’

Sebagai ‘Ecosystem Builders’, ia mendorong tim di semua level untuk saling berbagi ilmu dan keahlian untuk mendukung pertumbuhan satu sama lain serta mendorong kolaborasi tanpa mengorbankan fleksibilitas.

‘Innovation Accelerators’ membantu organisasi memupuk budaya yang lebih memilih mengejar pertumbuhan dibanding kesempurnaan. Pemimpin yang memiliki kemampuan ini membantu karyawan untuk cepat berkembang dan mendorong terciptanya inovasi sehingga dapat melahirkan ide-ide baru yang cemerlang.

3. Memikat Bakat dan Meningkatkan Keterlibatan

‘Talent Makers’ adalah orang-orang yang dapat membangun semangat persaingan yang baik di antara tim. Mereka mengenali dan memberdayakan individu yang dapat membantu perusahaan unggul di bidang digital.

‘Engagement Energizer’ berkomitmen terhadap perubahan dengan menjadi teladan. Ia menunjukkan tekad kuat pada tujuan utama bisnis dan memotivasi orang lain untuk ikut serta.

 

Transformasi digital di RI

Di Indonesia, transformasi digital telah menciptakan berbagai peluang untuk bisnis. Namun, minimnya kemampuan untuk beradaptasi dengan sistem kerja yang lebih fleksibel dapat menimbulkan risiko signifikan pada bisnis.

Fakta ini terungkap dalam Talent Trends 2023 Report 'The Invisible Revolution,' yang mewawancarai 20.811 orang dari 12 pasar di Asia Pasifik, termasuk 2.203 responden Indonesia. Dari laporan tersebut, fleksibilitas menduduki urutan ke-5 sebagai salah satu faktor penting yang mendorong individu untuk memilih bergabung dengan perusahaan baru.

Perusahaan yang ingin memanfaatkan transformasi digital sebaiknya mengizinkan karyawan memiliki fleksibilitas di lingkungan kerja dan juga menerapkan keenam peran kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, agar meningkatkan efisiensi kerja sekaligus mempertahankan talenta terbaik.

“Dengan pengalaman mengembangkan dan melatih kepemimpinan selama hampir 50 tahun, CCL merupakan pionir dalam industri ini. CCL senantiasa berinovasi dengan mengedepankan praktik terbaik. Program Unggulan Pengembangan Kepemimpinan (LDP) CCL telah dilaksanakan lebih dari 100 kali setiap tahunnya di berbagai belahan dunia dan tercatat sebagai program terlama di dunia dalam kategorinya," tutup Diana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com