Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Bertahan di Kisaran 2.000 Dollar AS

Kompas.com - 31/10/2023, 09:17 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia bertahan di dekat level psikologis 2.000 dollar AS per ons pada akhir perdagangan Senin (30/10/2023) waktu setempat atau Selasa (31/10/2023) pagi WIB.

Pergerakan harga emas sangat dipengaruhi kondisi berlanjutnya ketegangan konflik di Timur Tengah, serta penantian terhadap kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot turun tipis 0,4 persen menjadi 1.996,47 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,4 persen ke level 2.005,60 dollar AS per ons.

Baca juga: Turun Rp 1.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

Harga emas di pasar spot bahkan sempat mencapai level 2.009,29 dollar AS per ons pada perdagangan Jumat pekan lalu, melampaui level 2.000 dollar AS untuk pertama kalinya sejak 15 Mei 2023.

"Jika konflik (di Timur Tengah) menjadi semakin lebih buruh, maka emas bisa mencapai titik tertinggi sepanjang masa dalam waktu dekat," kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco Metals.

Perang antara Hamas Palestina dan Israel kian memanas. Pasukan dan tank Israel menyerang kota utama Gaza di bagian utara dari sisi timur dan barat.

Emas sedang berkonsolidasi dan membangun basis untuk kenaikan lebih lanjut, tergantung pada geopolitik, kata analis StoneX Rhona O’Connell dalam sebuah catatan.

Kondisi geopolitik yang terjadi di Timur Tengah itu membuat investor beralih ke emas yang memang dikenal sebagai aset lindung nilai di tengah gejolak global. Minat yang tinggi terhadap emas membuat harga logam mulia trennya menguat.

Di sisi lain, pelaku pasar juga tengah mencermati peluang kebijakan suku bunga The Fed, seiring dengan berlangsungnya rapat FOMC pada tanggal 31 Oktober–1 November 2023.

Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, namun fokus pasar tetap pada pidato Ketua The Jerome Powell tentang kebijakan suku bunga ke depannya.

"Jika The Fed terdengar hawkish (sikap yang mengarah ke kenaikan suku bunga), maka kita akan melihat sedikit reaksi negatif dari emas," kata Wyckoff.

Sebagai informasi, kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga bertahan tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga tidak naik atau bahkan melemah, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik.

Baca juga: Harga Emas Antam Sepekan: Melesat Rp 19.000, Cetak Rekor Tertinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com