Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini Tertekan, Bagaimana Prospek Harga Batu Bara Tahun 2024?

Kompas.com - 26/12/2023, 07:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2023 segera berlalu, bagaimana prospek harga batu bara pada 2024? Sementara sepanjang 2023 harga "emas hitam" ini tertekan.

Ternyata, sejumlah pengamat menilai harga batu bara tahun depan masih akan tertekan. Berikut sejumlah analisisnya, dikutip dari Kontan.co.id.

1. Harga batu bara dunia tergantung permintaan China dan India

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, permintaan dari China dan India akan sangat menentukan harga batu bara dunia.

China sendiri selain sebagai konsumen terbesar, juga merupakan salah satu negara penghasil batu bara terbesar di dunia.

Saat menghadapi perlambatan ekonomi, China fokus terhadap tambang-tambang batu bara di dalam negeri sehingga impornya berkurang.

Sementara India, permintaan listrik di negara ini sangat rendah sehingga negara konsumen batu bara terbesar kedua di dunia ini mengurangi impor batu baranya dan fokus pada produksi dalam negeri.

Baca juga: Fluktuasi Harga Batu Bara, Perusahaan Afiliasi PTBA Efisiensi Rp 52,5 Miliar di 2023

Ibrahim menambahkan, penurunan harga minyak dunia juga berdampak pada koreksi harga komoditas energi yang menjadi turunannya, yakni gas alam dan batu bara.

Menurut dia, musim dingin di Eropa dan belahan bumi utara lainnya tidak sedingin biasanya karena musim panas yang ekstrem. Hal ini pun memengaruhi permintaan batu bara dari negara-negara Eropa.

Ibrahim memprediksi, harga batu bara hingga akhir 2023 berpotensi lanjut terkoreksi hingga ke level 135 dollar AS per metrik ton. Berdasarkan data tradingeconomics.com, harga batu bara berada di level 145,25 dollar AS per metrik ton atau turun 0,51 persen dalam sepekan per Selasa (19/12/2023).

Kemudian pada 2024, harga batu bara diperkirakan bakal berkisar di 90-140 dollar AS per metrik ton.

Faktor penyebabnya adalah meredanya konflik Hamas-Israel dan berakhirnya perang Rusia-Ukraina, serta batu bara secara perlahan akan kembali ke harga fundamentalnya.

Baca juga: Kurangi Emisi di Tambang Batu Bara, Anak Usaha UNTR Bangun PLTS Off-Grid

2. Variasi harga batu bara di jangka pendek hingga panjang

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono menyebutkan, dalam jangka menengah hingga panjang, harga batu bara masih cenderung tertekan. Penyebabnya, permintaan batu bara dari China dan India menurun.

China diperkirakan akan mengimpor 24,82 juta metrik ton batu bara termal seaborne pada Desember, turun dari 29,38 juta pada November. Kemudian India akan mengimpor 14,54 juta metrik ton batu bara termal seaborne pada bulan Desember 2023, turun dari 17,42 juta pada bulan November.

"Jika kondisi fundamental global masih rentan, maka harga bisa cenderung turun lagi atau setidaknya konsolidatif di awal tahun 2024," kata Wahyu, dikutip dari Kontan.co.id.

Baca juga: Di COP 28 Dubai, Bos MedcoEnergi Ungkap Mulai Nonaktifkan Bisnis Batu Bara

 

Ia memprediksi, dalam jangka pendek, harga batu bara masih oversold dan potensial rebound. Faktor pendukungnya berasal dari musim dingin yang biasanya meningkatkan permintaan batu bara ditambah harganya yang sudah sangat anjlok sebelumnya.

Wahyu memprediksi, rentang harga batu bara di kuartal IV-2023 berada di 120-160 dollar AS per metrik ton.

Kemudian, kisaran harga 2024 di 100-300 dollar AS dengan strategi sell on strength di atas 250 dollar AS dan buy on weakness di dekat atau bawah 100 dollar AS.

Baca juga: Harga Batu Bara Terus Turun, PTBA Lakukan Strategi Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com