Sementara itu, Presiden Direktur GRP Fedaus mengatakan, produk baja struktural yang diekspor GRP pada awal tahun ini untuk mendukung pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada.
“Dengan Weather Resistance Grade, produk ini mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi, menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem,” kata Fedaus.
Terakhir, ia mengatakan, melalui ekspor baja struktural ini, GRP berupaya untuk menciptakan prestasi baru dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global.
"Komitmen kami tidak hanya pada peningkatan kualitas produk baja, tetapi juga pada peran kami dalam mendukung pembangunan infrastruktur di skala internasional,” ucap dia.
Fedaus meyakini kinerja perseroan baik dari sisi produksi, penjualan serta laba akan meningkat di tahun 2024.
Optimisme GRP ini berdasarkan sejumlah hal.
Pertama, anggaran belanja pemerintah yang meningkat, terutama pada proyek infrastruktur yang terus berjalan seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kedua, pasar baja akan berpotensi naik di tahun 2024. Hal ini didasarkan pada data IISIA (Indonesia Iron and Steel Industry Association) yang memprediksi bahwa konsumsi baja nasional tahun 2024 akan tumbuh sebesar 5,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ketiga, proyeksi kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai lebih dari 5 persen juga dapat menjadi faktor pendorong dalam hal permintaan baja domestik.
Kendati demikian, perseroan tetap mewaspadai kondisi geopolitik dan agenda pemilu 2024 yang bisa memengaruhi kinerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.