JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/3/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI pada pukul 09.16 WIB, IHSG berada pada level 7.306,45. IHSG melemah 30,2 poin atau 0,41 persen dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.336,74.
Sebanyak 215 saham melaju di zona hijau dan 190 saham di zona merah. Sedangkan 221 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 908,6 miliar dengan volume 2,47 miliar saham.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 0,19 persen (31,18 poin) pada level 16.560,66, dan Strait Times menguat 0,18 persen (5,63 poin) pada level 3.179,18.
Sementara itu, Shanghai Komposit terkoreksi 0,02 persen (0,5 poin) ke posisi 3.062,26.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.15 WIB rupiah berada pada level Rp 15.712 per dollar AS.
Rupiah menguat 6 poin atau 0,04 persen dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.706 per dollar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia 19 Maret 2024
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dibayangi sentimen eksternal.
Perhatian pelaku pasar kelihatannya masih tertuju ke pengumuman hasil rapat moneter Bank Sentral AS pada Kamis dini hari nanti.
“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp 15.750 per dollar AS hingga Rp 15.780 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.700 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Ariston mengatakan, dollar AS masih terlihat menguat terhadap nilai tukar utama dunia dan emerging markets. Indeks dollar AS masih mengalami penguatan sejak pekan lalu, kini berada di kisaran 103,87 sementara penutupan pekan lalu di kisaran 103,44.
Baca juga: IHSG Awal Sesi Langsung Melaju, Rupiah Masih Lesu
Data inflasi AS yang dirilis pekan lalu memicu ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed pasca rapat nanti mungkin akan memberikan pernyataan yang tidak terlalu agresif soal pemangkasan suku bunga acuannya tahun ini.
Dengan demikian, dollar AS menguat sejak rilis data inflasi AS menunjukkan kenaikan.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.