JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan pertumbuhan bisnis emas sebesar 30 persen pada 2024.
Perseroan optimistis dapat mencapai target tersebut mengingat hingga Februari 2024, bisnis emas BSI sudah tumbuh 27,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) serta tingginya minat masyarakat untuk investasi emas di tengah kondisi geopolitik yang tidak menentu.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, emas masih menjadi instrumen investasi yang diminati oleh masyarakat karena sifatnya yang safe-haven dan tahan terhadap inflasi. Oleh karena itu, lanjutnya, emas menjadi aset aman yang dicari saat eskalasi geopolitik meningkat.
Baca juga: Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI
Ia menambahkan, BSI menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan bisnis emas terhadap pembiayaan sepanjang 2024.
Salah satunya, memfasilitasi layanan emas di lebih dari 1.000 outlet BSI seluruh Indonesia.
Selain itu, BSI juga menyiapkan layanan digital melalui BSI Mobile untuk cicil emas, tabung emas dan gadai emas. Tidak hanya itu, BSI juga memiliki produk cicil emas serta cicilan ringan yang dapat diangsur hingga jangka waktu maksimal 5 tahun.
Baca juga: Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari
“Saat ini total kontribusi bisnis emas terhadap pembiayaan konsumer BSI sebanyak 6 persen,” imbuh dia.
Anton menyebut, mayoritas segmen nasabah yang memiliki emas di BSI berasal dari kalangan pegawai yang cenderung bisa mengatur arus kas (cashflow) untuk pembelian emas maupun cicil emas sesuai dengan pendapatan per bulan.