Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kompas.com - 28/04/2024, 15:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mencabut status 17 bandara internasional di Indonesia menjadi bandara domestik.

Dengan demikian, dari semula terdapat 34 bandara internasional, kini menjadi tersisa 17 bandara internasional.

Keputusan ini berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 2024 (KM 31/2024) tentang Penetapan Bandar Udara Internasional pada tanggal 2 April 2024.

Baca juga: Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Adapun 17 bandara di Indonesia yang dicabut status internasionalnya, yaitu:

1. Bandara Maimun Saleh, Sabang.

2. Bandara Raja Sisingamangaraja XII, Silangit.

3. Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang.

4. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.

5. Bandara H.A.S. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.

6. Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

7. Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.

8. Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang.

9. Bandara Adi Soemarmo, Solo.

10. Bandara Banyuwangi, Banyuwangi.

11. Bandara Supadio, Pontianak.

12. Bandara Juwata, Tarakan.

13. Bandara El Tari, Kupang.

14. Bandara Pattimura, Ambon.

15. Bandara Frans Kaisiepo, Biak.

16. Bandara Mopah, Merauke.

17. Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.

Baca juga: Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Alasan Pencabutan 17 Bandara Internasional

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, dari 34 bandara internasional yang dibuka selama 2015-2021, bandara yang melayani penerbangan niaga berjadwal luar negeri hanya Bandara Soekarno-Hatta, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Kualanamu Medan.

Beberapa bandara internasional hanya melayani penerbangan jarak dekat dari atau ke satu atau dua negara. Sementara beberapa bandara internasional lainnya, hanya beberapa kali melakukan penerbangan internasional, bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki pelayanan penerbangan internasional.

Dua kriteria bandara yang terakhir ini menyebabkan operasional menjadi tidak efektif dan efesien dalam pemanfaatannya.

Baca juga: Kemenhub Evaluasi 34 Bandara Internasional, Ini Daftarnya

Di sisi lain, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, tujuan penghapusan status 17 bandara internasional ini secara umum untuk mendorong sektor penerbangan nasional yang sempat terpuruk saat pandemi Covid-19.

Selain itu, selama ini sebagian besar bandara internasional hanya melayani penerbangan internasional ke beberapa negara tertentu dan bukan merupakan penerbangan jarak jauh, sehingga hub internasional justru dinikmati oleh negara lain.

"KM 31/2004 ini dikeluarkan dengan tujuan untuk melindungi penerbangan internasional pasca pandemi dengan menjadikan bandara sebagai hub (pengumpan) internasional di negara sendiri," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (28/4/2024).

Dalam praktek penyelenggaraan bandara internasional di dunia, beberapa negara juga melakukan penyesuaian jumlah bandara internasionalnya.

Misalnya, India dengan jumlah penduduk 1,42 miliar hanya memiliki 35 bandara internasional dan Amerika Serikat dengan penduduk 399,9 juta hanya mengelola 18 bandara internasional.

 

 

Masih Tetap Melayani Penerbangan Internasional

Meskipun 17 bandara internasional telah dihapus, bandara yang status penggunaannya sebagai bandara domestik pada prinsipnya tetap dapat melayani penerbangan luar negeri untuk kepentingan tertentu untuk sementara.

Hal ini setelah mendapatkan penetapan oleh Menteri Perhubungan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, yaitu untuk kegiatan tertentu meliputi:

- Kenegaraan.

- Kegiatan atau acara yang bersifat internasional.

- Embarkasi dan Debarkasi haji.

- Menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, seperti industri pariwisata dan perdagangan.

- Penanganan bencana.

Perlu diketahui bahwa penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional, akan terus dievaluasi secara berkelanjutan. Sehingga penataan dan operasional bandara juga akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang.

 

Daftar 17 Bandara Internasional Terbaru

Dengan adanya pencabutan status itu, maka kini terdapat 17 bandara internasional di Indonesia, yaitu:

1. Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh.

2. Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara.

3. Bandara Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatra Barat.

4. Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau.

5. Bandara Hang Nadim, Banten, Kepulauan Riau.

6. Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

7. Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, DKI Jakarta.

8. Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.

9. Bandara Kulonprogo, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

10. Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.

11. Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali.

12. Bandara Zainuddin Abdul Madjid, Lombok Tengah, NTB.

13. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur.

14. Bandara Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan.

15. Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.

16. Bandara Sentani, Jayapura, Papua.

17. Bandara Komodo, Labuan Bajo, NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi

Whats New
Daftar Biaya Pasang Listrik Baru PLN Tahun 2024

Daftar Biaya Pasang Listrik Baru PLN Tahun 2024

Whats New
Pemerintah Bakal Evaluasi KRIS, Kelas 1,2,3 BPJS Kesehatan Belum Dihapus

Pemerintah Bakal Evaluasi KRIS, Kelas 1,2,3 BPJS Kesehatan Belum Dihapus

Whats New
Utang Jatuh Tempo RI 'Numpuk' hingga 2027, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Utang Jatuh Tempo RI "Numpuk" hingga 2027, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Mendag Minta Krakatau Steel Produksi Baja Berstadar Nasional di Tengah Gempuran Produk Ilegal

Mendag Minta Krakatau Steel Produksi Baja Berstadar Nasional di Tengah Gempuran Produk Ilegal

Whats New
Pagu Indikatif PUPR 2025 Rp 75,63 Triliun, Basuki: Jauh Lebih Rendah dari Kebutuhan Anggaran

Pagu Indikatif PUPR 2025 Rp 75,63 Triliun, Basuki: Jauh Lebih Rendah dari Kebutuhan Anggaran

Whats New
Koinworks Bank Sudah Raup Laba Rp 1,2 Miliar di Kuartal I 2024

Koinworks Bank Sudah Raup Laba Rp 1,2 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Update PPPK 2024, Naskah Soal Seleksi Sudah Diterima Panselnas

Update PPPK 2024, Naskah Soal Seleksi Sudah Diterima Panselnas

Whats New
Sandiaga Uno Sebut Studio Alam Gamplong Dapat Investasi 4 Miliar Dollar AS

Sandiaga Uno Sebut Studio Alam Gamplong Dapat Investasi 4 Miliar Dollar AS

Whats New
Survei Buktikan, Ini 10 Tanda Harus Memperhatikan Keuangan Anda

Survei Buktikan, Ini 10 Tanda Harus Memperhatikan Keuangan Anda

Earn Smart
Riset Terbaru, Konsumen Mulai Suka Belanja Bahan Pokok secara Online

Riset Terbaru, Konsumen Mulai Suka Belanja Bahan Pokok secara Online

BrandzView
Menhub Lantik Irjen Risyapudin Nursin Jadi Dirjen Perhubungan Darat

Menhub Lantik Irjen Risyapudin Nursin Jadi Dirjen Perhubungan Darat

Whats New
Gelar RUPS, PT Multi Medika Internasional Tbk Umumkan Strategi dan Program Kerja 2024

Gelar RUPS, PT Multi Medika Internasional Tbk Umumkan Strategi dan Program Kerja 2024

Rilis
Faisal Basri: Program Iuran Tapera Wajib Dibatalkan

Faisal Basri: Program Iuran Tapera Wajib Dibatalkan

Whats New
Mengenal Perusahaan Modal Ventura, dari Manfaat hingga Jenis-jenisnya

Mengenal Perusahaan Modal Ventura, dari Manfaat hingga Jenis-jenisnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com