Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Udin Suchaini
ASN di Badan Pusat Statistik

Praktisi Statistik Bidang Pembangunan Desa

Kinerja Kepala Desa Millenial dan Z

Kompas.com - 25/05/2024, 08:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI TENGAH sulitnya generasi Z mencari kerja, sebagian di antaranya justru menjadi kepala desa (Kades). Tak hanya mereka, Generasi Y (Millenial) juga mendominasi.

Golongan umur ini lekat dengan teknologi dan dikenal sebagai “digital native”, sehingga gaya dan pola kerjanya diharapkan berbeda dengan generasi sebelumnya.

Penguatan Kades seharusnya jauh lebih mudah, dalam rangka penguatan kapasitas implementasi Undang-Undang (UU) No. 3/2024 hasil revisi kedua UU Desa.

Meski demikian, perlu diurai peta generasi Kades saat ini, sekaligus capaian dan tantangan yang bakal dihadapi.

Generasi Muda

Saat ini telah banyak desa yang dipimpin oleh generasi muda, terutama Generasi Millenial dan Z. Sebagai gambaran, hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2021 memperlihatkan desa tersebar merata dipimpin oleh seluruh generasi.

Jumlah Kades Generasi Millenial dan Z mengalami peningkatan. Generasi Millenial meningkat 4.921 desa dan Gen Z meningkat 79 desa antara periode 2018-2021.

Jika dilihat dari sebelum UU Desa digulirkan, Kades Millenial meningkat dua kali lipat dari 12.869 desa pada 2014 menjadi 24.579 desa pada 2021. Menariknya ada 116 Kades dari Gen-Z yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010.

Sementara desa-desa lain yang dipimpin oleh Kades Generasi "Baby Boomers", lahir tahun 1946-1964, tersisa 8.524 Kades atau 11,3 persen.

Sementara, Kades Generasi X yang lahir tahun 1965-1976 sebanyak 35.137 Kades atau 46,5 persen.

Berdasarkan gender, Kades generasi muda, masih didominasi oleh laki-laki. Total kades laki-laki bekerja di 64.829 desa dan Kades perempuan bekerja di 3.527 desa.

Kades laki-laki Millenial bekerja di 23.117 desa atau 35,7 persen dan perempuan 1.462 desa atau 41,5 persen, sementara usia lebih muda lagi Generasi Z ada di 108 desa dan perempuan di 8 desa.

Sayangnya, tidak ada perbedaan pembangunan desa yang signifikan antara desa-desa yang dipimpin oleh masing-masing generasi.

Pembangunan Desa

Hasil pembangunan desa oleh generasi Millenial dan Z secara umum tidak lebih baik dari generasi sebelumnya, karena perlu pengalaman dan peningkatan kemampuan mendiagnosa persoalan desa.

Beberapa indikasi yang dapat diurai mulai dari bagaimana kondisi jalan sebagai fasilitas untuk memperlancar mobilitas, bagaimana sistem informasi desa, serta bagaimana kerja sama Kades dengan desa atau lembaga lainnya.

Pertama, dalam rangka memperlancar mobilitas dari dan ke desa, maka jalan utamanya pun perlu diutamakan.

Sebagai gambaran dari data Potensi Desa (Podes) 2021, jumlah desa yang memiliki jalan aspal/beton yang dipimpin Kades Millenial lebih rendah dari Kades yang dipimpin generasi sebelumnya.

Jalan terluas berupa aspal/beton di desa yang dipimpin Generasi Millenial sebesar 72,2 persen atau lebih rendah dari desa yang dipimpin Generasi X sebesar 80,1 pesen.

Parahnya desa yang memiliki jalan desa berupa tanah lebih banyak dipimpin oleh generasi Millenial dibanding Generasi X. Ada 9,8 persen atau 2.341 desa yang jalan terluasnya berupa tanah.

Sementara desa yang dipimpin generasi sebelumnya kurang dari desa yang dipimpin generasi Y, sebesar 6,1 persen atau 2.104 desa.

Kedua, Generasi Milenial dan Z yang melek teknologi ternyata tidak tercermin dari pemanfaatan IT. Desa yang dipimpin Milenial lebih rendah dalam pemanfaatan komputer/PC/laptop serta pemanfaatan sistem informasi desa.

Padahal, sebagai digital native, Milenial dan Z terbiasa belajar dan menggunakan perangkat lunak baru. Kedua generasi diharapkan mudah melakukan digitalisasi pemerintahan.

Termasuk proses komunikasi internal dan eksternal, melalui obrolan, email, dan panggilan audio/video.

Gambarannya, desa yang menggunakan komputer/PC/laptop yang dipimpin generasi Millenial dan Z sebanyak 87,8 persen, sementara yang dipimpin generasi X sebanyak 91,8 persen.

Parahnya, ada 135 desa yang dipimpin Generasi Millenial, sama sekali tidak menggunakan komputer/PC/laptop.

Hal ini serupa dengan pemanfaatan dan pemutakhiran Sistem Informasi Desa (SID). Desa yang dipimpin Generasi Millenial dan memperbarui SID sebanyak 61,4 persen lebih rendah dari desa-desa yang dipimpin oleh Generasi X yang mencapai 65,4 persen.

Lebih parah lagi, sebanyak 7.397 desa yang dipimpin kades Millenial tidak ada SID.

Ketiga, kerja sama desa yang dipimpin oleh kaum Milenial lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya.

Kedua generasi ini perlu belajar dari generasi sebelumnya untuk mengawali kolaborasi. Menurut Deloitte Global 2022, Generasi Milenial dan Z memiliki tanggung jawab sosial yang krusial.

Sehingga, Kades dari generasi muda perlu peduli dengan masalah lingkungan dan politik, untuk bekerja sama dalam pembangunan desa.

Faktanya, baru sebanyak 29,3 persen yang dipimpin Generasi Millenial yang melakukan kerja sama lebih rendah dari desa yang dipimpin Generasi X sebesar 30 persen.

Padahal, kaum muda perlu banyak pengalaman dalam kerja sama untuk memimpin dan mengelola desa.

Implementasi program pengentasan kemiskinan, peningkatan produksi pertanian, dan perbaikan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh akan mengalami banyak rintangan ketiga masalah ini ditemukan.

Kaum muda yang masih gesit, tentu memberi harapan baru dalam membangun 'dari bawah' (bottom up) sesuai yang digariskan oleh UU No. 3/2024. Ada ruang kebebasan tinggi bagi setiap Kades membangun wilayahnya secara mandiri.

Keleluasaan untuk merancang APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) bersama Badan Permusyawaratan Desa merancang dan menetapkan anggaran tersebut telah disokong dana desa (DD) yang tidak sedikit dan semakin meningkat.

Peluang bangkitnya desa dengan Kades-Kades muda sangat diperlukan. Karena, melaksanakan pembangunan desa secara mandiri membutuhkan pengetahuan luas, dalam, dan cermat tentang realitas sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di setiap desa.

Kades butuh membaca, mempelajari kebijakan, mempelajari aturan, serta mempelajari sistem. Kemampuan ini dimiliki oleh Kades Millenial dan Z.

Sayangnya, pembangunan desa oleh Kades Millenial dan Z belum menunjukkan kinerja yang lebih baik dari Kades generasi sebelumnya. Potensi sosial, ekonomi, dan budaya belum terdayagunakan secara optimal.

Padahal, kebiasaan berkinerja tinggi, responsif, dan melek teknologi, seyogianya pembangunan dan perekonomian desa akan lebih cepat dilakukan.

Namun, jika ujungnya pembangunan desa yang dipimpin Kades muda masih jauh dari harapan, pantas saja sebagian pihak menyebut generasi ini sebagai generasi rebahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

Whats New
Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Whats New
Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

BrandzView
2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Spend Smart
BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

Spend Smart
KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

Whats New
Pengguna 'Paylater' di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Pengguna "Paylater" di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Whats New
Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com