JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat pengeluaran masyarakat untuk membayar cicilan utang kian meningkat hingga Mei 2024. Di sisi lain, pengeluaran masyarakat untuk konsumsi menurun.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode Mei 2024 menunjukan proporsi pendapatan masyarakat yang dipakai untuk membayar cicilan mencapai 10,3 persen pada Mei 2024. Angka ini meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,7 persen.
Pada saat bersamaan, pengeluaran masyarakat untuk konsumsi terkoreksi. Tercatat porsi pengeluaran masyarakat untuk konsumsi menurun dari 73,6 persen menjadi 73 persen pada Mei 2024.
Baca juga: Survei BI: Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Cicilan Utang Meningkat
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, salah satu pemicu tren kenaikan pembayaran cicilan utang masyarakat adalah konsumsi masyarakat yang tinggi pada periode Ramadhan dan Lebaran pada Maret hingga April lalu.
Menurutnya, pada periode tersebut, masyarakat menerima pendapatan yang lebih besar dengan adanya tunjangan hari raya (THR).
Hal ini kemudian menimbulkan dorongan untuk melakukan belanja yang lebih besar.
Berdasarkan data BI, pada Maret 2024 lalu tingkat pengeluaran masyarakat untuk konsumsi memang tercatat meningkat ke level 73,6 persen dari bulan sebelumnya 73 persen. Angka proporsi pengeluaran untuk konsumsi itu pun bertahan hingga April 2024.
Baca juga: Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat
"Konsumsi ini saya kira juga tidak semua dilakukan dalam bentuk tunai atau cash, indikasi konsumsi dilakukan secara bertahap atau menyicil itu terlihat dari data meningkatnya cicilan di bulan Mei dibandingkan bulan April," tutur dia kepada Kompas.com, Selasa (11/6/2024).
Beban utang yang meningkat membuat masyarakat mengurangi pos pengeluaran untuk konsumsi. Anggaran tersebut dialihkan untuk membayarkan cicilan utang yang berasal dari tingkat konsumsi lebih tinggi pada periode sebelumnya.