Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LKA ESDA Dukung Langkah SKK Migas dan KKKS PetroChina Tingkatkan Eksplorasi

Kompas.com - 13/06/2024, 16:40 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) untuk meningkatkan eksplorasi skala besar pada 2024 mendapatkan dukungan dari Lembaga Kajian dan Advokasi Energi dan Sumber Daya Alam (LKA ESDA).

Direktur LKA ESDA Rio HC mengatakan, jajaran pemerintahan pusat dan daerah maupun lembaga kemasyarakatan selalu memberikan dukungan kuat kepada SKK Migas bersama KKKS PetroChina Jabung di Jambi supaya work program and budget (WP&B 2024) tetap terlaksana sesuai jadwal, agresif, dan efisien.

Sehingga, SKK Migas bersama KKKS juga bisa lebih leluasa melakukan inovasi dan menjalankan langkah strategis lain. Seperti, meningkatkan kegiatan workover, well service, juga pemboran sumur pengembangan yang terus meningkat dalam jumlah yang signifikan.

"Tidak ada kendala lagi yang dihadapi oleh KKKS. Apalagi mulai dari proses pengadaan barang dan jasa benar-benar telah dilakukan secara transparan hingga kegiatan operasional di lapangan yang sesuai jadwal," kata Rio melalui keterangan pers, Kamis (13/6/2024).

Dia mengingatkan, kegiatan usaha hulu migas yang dijalankan KKKS masuk dalam kategori program strategis nasional dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Baca juga: Ada Potensi Migas di South Andaman, Pemerintah Bentuk Tim Eksplorasi Khusus

Pentingnya eksplorasi

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto yang membidangi energi, riset, teknologi dan lingkungan hidup menambahkan, untuk pencapaian target lifting dan prospek sektor hulu migas ke depan, maka perlu dilakukan berbagai pendekatan, terutama keharusan melakukan eksplorasi besar-besaran.

Menurut Sugeng, Komisi VII telah berdiskusi dengan SKK Migas dan KKKS soal eksplorasi. Seperti, Pertamina yang sekarang memiliki 60 persen produksi minyak nasional, serta KKKS besar lainnya seperti ExxonMobil, PetroChina, CNOOC, BP dan lainnya.

"Dalam catatan kami, setidaknya ada hal harus dilakukan, yaitu pertama kita harus melakukan eksplorasi secara massif dan kedua melakukan EOR karena kita memasuki produksi tahap ketiga. Ini yang harus kita dorong, karena kita percaya masih ada minyak di reservoir-reservoir yang bisa diangkat dengan EOR," ungkap Sugeng.

Ia menambahkan, Komisi VII DPR juga mendorong KKKS melakukan pengeboran menggunakan teknologi unconventional drilling yang sudah dilakukan di berbagai negara lain.

"Unconventional drilling harus dilakukan karena kita tahu dengan teknologi itu mampu meningkatkan produksi minyak. Ini yang menjadi catatan-catatan kita," ungkap Sugeng.

Baca juga: Cari Cadangan Migas Baru, Pertamina Hulu Rokan Bor Sumur Eksplorasi Pinang East-1

Target eksplorasi SKK Migas

Sebagai informasi, SKK Migas menargetkan investasi eksplorasi migas bisa meningkat mencapai 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 45 triliun guna mengoptimalkan potensi hulu migas yang berperan sebagai sumber penerimaan negara dan modal pembangunan.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara pada 2023 lalu mengatakan, pengeboran sumur eksplorasi migas ditargetkan sebanyak 57 sumur di 2023, lalu naik dengan target 97 sumur pada 2024. Serta pada 2025 dan seterusnya ditargetkan pengeboran bisa mencapai di atas 100 sumur.

Menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan minyak hingga 2050 akan meningkat 139 persen, begitu pula dengan kebutuhan gas yang akan meningkat 298 persen.

"Berdasarkan tren transisi energi maka pertumbuhan penggunaan gas akan lebih tinggi dibandingkan minyak, karena gas relatif bersih dan diterima dalam era energi transisi,” ucap Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com