Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Starlink Masuk ke Indonesia, Axiata Group Lihat Peluang Kerja Sama

Kompas.com - 13/06/2024, 20:27 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Induk usaha PT XL Axiata Tbk dan PT Link Net Tbk, Axiata Group Berhad, tidak melihat PT Starlink Services Indonesia sebagai pesaing.

Perusahaan asal Malaysia ini justru melihat perusahaan milik Elon Musk tersebut sebagai mitra yang dapat melengkapi layanannya.

"Saya rasa kita harus melihat bagaimana hal ini akan berkembang, namun pada saat ini, pandangan saya adalah bahwa ada lebih banyak manfaat untuk menjadi mitra," kata Group Chief Executive Officer dan Managing Director Axiata Group Berhad Vivek Sood saat media briefing di Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Baca juga: Tarif Internet Starlink Vs Provider Lokal, Mana Lebih Murah? Ini Penjelasan Kominfo

Ilustrasi Starlink. SHUTTERSTOCK/HADRIAN Ilustrasi Starlink.
Vivek mengatakan, harga layanan internet yang ditawarkan Starlink Indonesia saat ini masih terbilang lebih mahal dibandingkan harga layanan internet XL Axiata dan Link Net.

Sebagai informasi, Starlink Indonesia membanderol harga paket layanan residensial sebesar Rp 750.000 per bulan, belum termasuk harga perangkat terminal user sebesar Rp 5,9 juta.

Sementara harga layanan internet rumah XL SATU dibanderol sekitar Rp 259.000 per bulan dan harga layanan fixed broadband Link Net sebesar 18,33 dollar AS atau Rp 297.000 untuk 30 Mbps dan 27,67 dollar AS atau Rp 448.000 untuk 100 Mbps.

"Kalau lihat Starlink sebagai kompetitor, menurut saya saat ini harganya sangat tinggi jika dibandingkan dengan paket kami yang ada saat ini," ujarnya.

Baca juga: Bantah Beri Karpet Merah ke Starlink, Kominfo: Mereka Minta Izin, Kami Tahan 3 Tahun

Di sisi lain, pihaknya justru melihat Starlink sebagai mitra yang dapat melengkapi layanannya. Sebab, layanan internet berbasis satelit milik Starlink sangat cocok diterapkan di wilayah pedesaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com