Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Kompas.com - 26/06/2024, 12:05 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten farmasi plat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana menutup lima dari 10 pabrik fasilias produksi. Saat ini, perusahaan tengah mengkalkulasi jumlah karyawan yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

“Terkait karyawan saat ini sedang kami kalkulasi terkait dampak nanti yang akan terjadi (PHK), intinya ketika nanti memang terjadi kami tetap melakukan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku,” kata Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Hadi Kardoko dalam public expose KAEF di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Hadi mengatakan, terkait dengan potensi dampak ke karyawan, pihaknya akan benar-benar memperhatikan hak -hak karyawan sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.

“Kalau memang nantinya ada dampak terhadap rasionalisasi ke pegawai Kimia Farma, kami memperhatikan hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan itu komitmen kami jika terjadi hal-hal tersebut (PHK),” ungkap dia.

Baca juga: Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Alasan tutup pabrik

Hadi mengatakan, rasionalisasi fasilitas produksi dilakukan sebagai upaya merespon tantangan yang ada. Pertama reorientsi bisnis, kedua restuktusrisasi keuangan, dan ketiga efisiensi.

“Salah satu cara kita melakukan efisiensi kita lakukan rasionalisasi fasilitas produksi. Yang saat ini ada 10 fasilitas produksi akan kita rasionalisasi menjadi 5, tujuan utama kita adalah untuk meningkatkan utilisasi pabrik,” ungkap Hadi.

Selain itu, Hadi mengatakan bahwa rasionalisasi fasilitas produksi yang dilakukan diharapkan dapat mendorong optimaslisasi dan penurunan biaya operasional untuk mendorong efisiensi.

“Saat ini utilisasi kita, kurang dari 40 persen, dan nanti dengan penataan ini akan mengkatkan utilisasi kita tentunya akan di atas 40 persen dan terjadi proses efisiensi yang lebih baik,” jelas dia.

Baca juga: Kimia Farma Bukukan Penjualan Rp 9,96 Triliun pada 2023

 


Dalam melakukan rasionalisasi tersebut, Kimia Farma membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 2-3 tahun. Hal ini memperhitungkan kontinuiti dan aturan-aturan yang ada.

“Di bisnis farmasi ini, ketika menutup pabrik tentu tidak bisa di tutup saja, kita harus mempertimbangkan aturan dari regualsi, baik dari BPOM dan regualsi terkait,” ungkapnya.

“Terkait penutupan pabrik, ktia juga tetap memperhatikan ketersediaan obat di masyarakat, jangan sampai kita tutup ketersediaan obatnya tidak ada. Itu pertimbangan kami mengapa kami membutukna waktu 2-3 tahun selain faktor regulasi,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bidik Pasar Sumatera Selatan, Supertex Tawarkan Ragam Kain bagi Pencinta Tekstil

Bidik Pasar Sumatera Selatan, Supertex Tawarkan Ragam Kain bagi Pencinta Tekstil

Rilis
Pembangunan Runway Bandara VVIP IKN Baru 60 Persen, PUPR Lakukan Modifikasi Cuaca

Pembangunan Runway Bandara VVIP IKN Baru 60 Persen, PUPR Lakukan Modifikasi Cuaca

Whats New
Influencer yang Gagal Kelola Dana Rp 71 Miliar Diminta Hentikan Kegiatan dan Kembalikan Dana Investor

Influencer yang Gagal Kelola Dana Rp 71 Miliar Diminta Hentikan Kegiatan dan Kembalikan Dana Investor

Whats New
Tarik Dana Orang Super Kaya dengan 'Family Office' Tidak Hanya soal Beri 'Pemanis'

Tarik Dana Orang Super Kaya dengan "Family Office" Tidak Hanya soal Beri "Pemanis"

Whats New
Transformasi Yayasan BUMN, Erick Thohir Gandeng Temasek

Transformasi Yayasan BUMN, Erick Thohir Gandeng Temasek

Whats New
Segini Besaran Gaji yang Diincar Gen Z Saat Memilih Pekerjaan

Segini Besaran Gaji yang Diincar Gen Z Saat Memilih Pekerjaan

Whats New
Ketua KPPU: Jargas Kota Solusi Pengganti Subsidi LPG Rp 830 Triliun

Ketua KPPU: Jargas Kota Solusi Pengganti Subsidi LPG Rp 830 Triliun

Whats New
Dorong Inklusi Keuangan, Bank DKI Dukung Transaksi Perbankan Muhammadiyah Jakarta

Dorong Inklusi Keuangan, Bank DKI Dukung Transaksi Perbankan Muhammadiyah Jakarta

Whats New
Pasar Waswas Permintaan Global, Harga Minyak Mentah RI Turun

Pasar Waswas Permintaan Global, Harga Minyak Mentah RI Turun

Whats New
Sediakan Bahan Pangan Murah di Jakarta, Bank DKI Subsidi 1.000 Paket Sembako

Sediakan Bahan Pangan Murah di Jakarta, Bank DKI Subsidi 1.000 Paket Sembako

Whats New
Siap-siap War Lucky Egg di Festival Belanja 7.7 Lazada, Ada Hadiah Liburan Gratis ke China, Turki, dan Thailand

Siap-siap War Lucky Egg di Festival Belanja 7.7 Lazada, Ada Hadiah Liburan Gratis ke China, Turki, dan Thailand

BrandzView
Mengapa Aset Tommy Soeharto Tak Kunjung Laku Dilelang?

Mengapa Aset Tommy Soeharto Tak Kunjung Laku Dilelang?

Whats New
AirAsia Indonesia Akan Perbaiki Sistem Selama 10-11 Juli, Ini Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Penumpang

AirAsia Indonesia Akan Perbaiki Sistem Selama 10-11 Juli, Ini Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Penumpang

Whats New
Marak Serangan 'Ransomware', Ini Jurus Jitu BNI Jaga Keamanan Data Nasabah

Marak Serangan "Ransomware", Ini Jurus Jitu BNI Jaga Keamanan Data Nasabah

Whats New
Perkuat 'Experience' Pengguna dengan Layanan AI, Strategi Trip.com Sasar Pasar Pariwisata Indonesia

Perkuat "Experience" Pengguna dengan Layanan AI, Strategi Trip.com Sasar Pasar Pariwisata Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com