Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kebakaran Hutan, Warga Bengkalis Diajak Budidaya Lebah Madu di Pekarangan

Kompas.com - 03/07/2024, 11:55 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencarian madu hutan di Bengkalis, Riau, degan cara tradisional yakni menggunakan asap justru sering menyebabkan kebakaran hutan. Untuk itu, warga sekitar yang berprofesi sebagai pencari madu hutan liar kemudian diajak untuk membudidayakan lebah madu.

Hal itu dilakukan oleh PT Kilang Pertamia Internasional (KPI) Unit Sungai Pakning. Kegiatan CSR ini kemudian membentuk Kelompok Madu Bien, untuk kemudian mendorong budidaya lebah madu hutan gambut yang sekaligus menjadi Eduwisata Lebah Madu Hutan Gambut.

Jr. Officer II Commrel & CSR KPI Sungai Pakning Rahmad Hidayat memaparkan bahwa pihaknya memanfaatkan hutan gambut yang ada di wilayah Sungai Pakning dengan membuat budidaya lebah madu hutan gambut ramah lingkungan sebagai alternatif bagi para petani yang mencari madu di hutan.

"Ini juga dapat menjadi cara mencegah adanya kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian para pencari madu yang menggunakan api untuk mengusir lebah," katanya melalui keterangan pers, Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Dengan demikian, budidaya madu yang dikembangkan Kelompok Madu Bien berhasil mencapai dua pemberdayaan sekaligus yaitu pemberdayaan kelompok masyarakat dan mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Lokasi budidaya lebah madu hutan berada di Dusun Bakti, Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksana, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Anggota kelompok memanfaatkan pekarangannya sebagai lokasi budidaya.

Sejak budidaya madu dikembangkan, Kecamatan Bandar Laksamana, berubah menjadi hutan alam yang menjadi penyangga oksigen di wilayah Riau apalagi lokasinya berbatasan langsung dengan Malaysia.

Hasil panen madu yang dibudidayakan Kelombok Budidaya Madu Bien di Bengkalis berkualitas sangat baik sehingga layak ekspor. Produknya sudah mendapatkan izin PIRT (Pangan, Industri Rumah Tangga) dan sertifikasi halal.

Baca juga: Indonesia-Vietnam Kerja Sama Budidaya Lobster agar Masuk Rantai Pasok Global

Produk Madu diberi merek Biene dijual dalam bentuk curah maupun kemasan. Madu curah biasa dikirim ke Pekanbaru. Sementara produk kemasan 225 ml dijual di kisaran Rp 65.000 – Rp 75.000, secara daring di marketplace dengan pembeli beragam dari seluruh Indonesia.

“Madu trigona menjadi unggulan. Per kati atau sebotol kecap kaca, kira-kira 650 mililiter harganya Rp 250.000,” kata Ramhadi, Ketua Kelompok Bien.

Keberhasilan Rahmadi dan anggota kelompoknya, mendorong minat warga lain untuk belajar budidaya madu. Menurutnya sudah ada 50 orang dari Desa Tanjung Leban dan 60 dari luar desa yang berbagi ilmu budidaya lebah madu.

“Sekarang kami menjadi pionir dalam kegiatan budidaya madu hutan gambut di kawasan Kecamatan Bandar Laksamana, melalui penerapan budidaya dan pemanenan yang berorientasi ramah lingkungan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bos BI Buka Peluang Suku Bunga Turun pada Pengujung 2024

Bos BI Buka Peluang Suku Bunga Turun pada Pengujung 2024

Whats New
Siap-siap, Versi Lama Mobile Banking BNI Bakal Ditutup, Diganti Wondr by BNI

Siap-siap, Versi Lama Mobile Banking BNI Bakal Ditutup, Diganti Wondr by BNI

Whats New
BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, 'Fresh Graduate' Bisa Daftar

BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, "Fresh Graduate" Bisa Daftar

Work Smart
Pendapatan Negara Lesu, Sri Mulyani Sebut Defisit APBN 2024 Bakal Melebar

Pendapatan Negara Lesu, Sri Mulyani Sebut Defisit APBN 2024 Bakal Melebar

Whats New
Kemenperin: 11.000 Buruh Terkena PHK Sejak Terbitnya Permendag 8/2024

Kemenperin: 11.000 Buruh Terkena PHK Sejak Terbitnya Permendag 8/2024

Whats New
Transparansi Portofolio dan Pencairan Dana jadi Tantangan Investor Reksa Dana Saham, Ini Upaya Indo Premier Mengatasinya

Transparansi Portofolio dan Pencairan Dana jadi Tantangan Investor Reksa Dana Saham, Ini Upaya Indo Premier Mengatasinya

Whats New
Mendag Zulhas Bakal Bentuk Satgas Khusus untuk Awasi Barang Impor Ilegal

Mendag Zulhas Bakal Bentuk Satgas Khusus untuk Awasi Barang Impor Ilegal

Whats New
Lahan Bekas Galian Tambang di Kaltim Berpotensi Jadi Tujuan Wisata Sekitar IKN

Lahan Bekas Galian Tambang di Kaltim Berpotensi Jadi Tujuan Wisata Sekitar IKN

Whats New
Transaksi Bursa Karbon Masih Jauh dari Potensi, Baru Rp 36,79 Miliar Per Juni 2024

Transaksi Bursa Karbon Masih Jauh dari Potensi, Baru Rp 36,79 Miliar Per Juni 2024

Whats New
Tingkatkan Penggunaan Surat Rekomendasi BBM Subsidi, BPH Migas Gencar Lakukan Koordinasi dengan Pemda

Tingkatkan Penggunaan Surat Rekomendasi BBM Subsidi, BPH Migas Gencar Lakukan Koordinasi dengan Pemda

Whats New
Industri Tekstil Terpukul Produk Impor, Asosiasi: Industri Petrokimia Hulu Ikut Terdampak

Industri Tekstil Terpukul Produk Impor, Asosiasi: Industri Petrokimia Hulu Ikut Terdampak

Whats New
PLTA Mrica Terancam Tutup 2025 gara-gara Sedimentasi Serayu, Ini Upaya TJSL 7 SMV Kemenkeu Selamatkan DAS Serayu

PLTA Mrica Terancam Tutup 2025 gara-gara Sedimentasi Serayu, Ini Upaya TJSL 7 SMV Kemenkeu Selamatkan DAS Serayu

Whats New
Bukan Cuma Lari, Mandiri Jogja Marathon Adalah Event Ramah Lingkungan untuk Kurangi Emisi Karbon

Bukan Cuma Lari, Mandiri Jogja Marathon Adalah Event Ramah Lingkungan untuk Kurangi Emisi Karbon

Whats New
Rupiah Tertekan, Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Berpotensi Meningkat

Rupiah Tertekan, Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Berpotensi Meningkat

Whats New
IHSG Koreksi Tipis di Akhir Sesi, Rupiah menguat 20 Poin

IHSG Koreksi Tipis di Akhir Sesi, Rupiah menguat 20 Poin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com