Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menguntungkan, Inalum Kaji Kenaikan Porsi Kepemilikan di PTBA

Kompas.com - 01/04/2019, 11:49 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) sedang mengkaji untuk menaikkan porsi kepemilikannya di PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Hal itu dikatakan Kepala Komunikasi Korporat dan Hubungan Antar Lembaga Inalum Rendi A. Witular. Menurutnya Inalum yang saat ini memegang 65 persen saham PTBA sedang mengkaji secara seksama untuk menaikkan kepemilikan di perusahaan tersebut.

Kajian itu tak lepas dari semakin menjanjikannya prospek bisnis PTBA yang ditopang dengan penjualan batu bara berkalori tinggi, pembayaran dividen yang besar, efisiensi operasional serta rencana hilirisasi.

“Sedang dikaji secara serius. PTBA mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap laba konsolidasi holding,” kata Rendi, tanpa menjelaskan secara detail skema pembelian saham PTBA tersebut, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin(1/4/2019).

Rendi menjelaskan prospek PTBA dalam jangka pendek akan ditopang oleh penjualan batu bara kalori tinggi (high calorie value/HCV).

Pada 2019 ini penjualan HCV PTBA mencapai 3,8 juta ton. Angka itu lebih tinggi dari HCV yang telah diproduksi pada 2018 yang masih di bawah 1 juta ton.

PTBA pun menyasar premium market dalam penjualan batu bara kalori tinggi ini. Salah satunya adalah Jepang. Hingga kini, PTBA telah memegang kontrak jual beli batubara kalori tinggi ke pasar Srilanka, Taiwan, Filipina dan Jepang.

Sementara itu, di Indonesia cadangan batubara kalori tinggi sendiri sudah tidak banyak lagi dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Selain itu, pembayaran dividen PTBA yang akan dipertahankan adalah pada level 75 persen dari laba bersih. Hal inilah yang menjadi pemicu Inalum untuk menaikkan kepemilikan.

“Inalum akan mengusulkan pembagian dividen PTBA sebesar 75 persen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan diselenggarakan pada 25 April mendatang. Rasio dividen tersebut sama dengan tahun lalu,” ungkap Rendi.

Jika terealisasi, PTBA diperkirakan akan mendistribusikan kepada pemegang sahamnya sekitar Rp 3,76 triliun dari laba bersih tahun lalu sebesar Rp 5,02 triliun. Laba tersebut merupakan yang tertinggi sejak perseroan beroperasi di tahun 1981.

Salah satu tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk di IndonesiaDok. Humas PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM Salah satu tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk di Indonesia
Rendi menjelaskan besaran dividen tersebut tidak akan menganggu kebutuhan finansial PTBA untuk kegiatan ekspansi. Mengingat posisi kas perseroan tersebut masih sangat mencukupi yaitu sebesar Rp 6,30 triliun per 31 Desember 2018 atau meningkat 77 persen dibandingkan tahun 2017.

Adapun cash ratio atau cash and equivalent  PTBA terhadap liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2018 mencapai 128 persen. Angka ini jauh lebih tinggi daripada cash ratio per 31 Desember 2017 yang hanya 79 persen.

“Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan terhadap likuiditas perseroan dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek,” tutur Rendi.

Sedangkan, terkait dengan upaya efisiensi biaya operasional, PTBA akan diuntungkan dengan berbagai pola sinergi antar anggota Holding dan antar BUMN.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com