Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Kaya Sebelum Tua? Simak Tips Berikut

Kompas.com - 06/04/2019, 12:14 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Semua orang sejatinya ingin hidup sejahtera pada masa tuanya. Namun, tak sedikit yang terjebak dalam kesulitan hidup. Bukan hanya tidak memilki cukup uang jelang masa pensiun, tetapi ada yang terlilit utang. Perilaku boros selagi muda tidak selalu jadi alasan utama.

Pemahaman serta strategi terbaik dalam mengatur dan mengelola aset keuangan menjadi faktor penting lain yang menentukan sejahtera tidaknya seseorang di masa tua.

Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investment Management menekankan pentingnya merumuskan pengelolaan alokasi aset investasi yang bertumbuh, seperti properti dan reksa dana saham, agar bisa hidup nyaman sebelum memasuki usia tua.

"Rumusannya adalah 100 dikurang umur," ujar Budi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/4/2019).

Baca juga: Milenial Gemar "Beli" Pengalaman, Apa Untungnya?

Budi menjelaskan, rumusan 100 dikurang umur sudah lama populer di negara maju sebelumnya. Rumusan tersebut muncul untuk menjaga agar ketika memasuki usia pensiun, investor dapat menghindari penurunan target total nilai aset seperti yang terjadi pada 2008. Investor disarankan untuk memperbesar alokasi aset yang sifatnya konservatif seperti obligasi negara.

"Namun, karena yield obligasi negara di sana relatif rendah, sementara harapan usia investor lebih panjang, rumusan itu malah dimodifikasi menjadi 110 dikurang umur," ujar Budi.

Namun, Budi menjelaskan hal tersebut tidak berlaku untuk Indonesia yang umumnya sudah terbudayakan untuk menabung.

“Data menunjukkan deposito tidak memberikan efek pertumbuhan (growth) bagi aset, bahkan kurang memberikan perlindungan (protection) terhadap inflasi. Memang bunga deposito pernah sangat tinggi, sekitar 65 persen, yang terjadi ketika perekonomian Indonesia sedang distabilkan setelah krisis moneter 1998," ungkap Budi.

Selama 10 tahun terakhir, rata-rata total imbal hasil aset saham yang diukur berdasarkan capital gain dan dividen atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 18,9 persen per tahun. Imbal hasil ini jauh melebihi rata-rata inflasi 4,7 persen per tahun pada periode yang sama.

Laju pertumbuhan aset saham itu memungkinkan investor menggandakan pokok investasi hanya dalam periode empat tahun.

Meski Budi memproyeksikan imbal hasil aset saham menurun pada kisaran 10 persen per tahun, angka itu tetap lebih tinggi ketimbang inflasi yang berkisar 3,5 persen sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia.

Penerapan untuk millenial

Lalu bagaimana penerapan rumusan 100 dikurangi umur untuk investor milenial yang berusia 30 tahun dengan pendapatan per bulan Rp 10 juta? Rumus itu menyarankan sekitar 70 persen total aset dialokasikan dalam bentuk properti melalui fasilitas cicilan KPR dan reksa dana saham yang diakumulasi secara berkala.

Namun, perlu ada keseimbangan antara konsumsi dan investasi.

Bila memilih properti sebagai aset jangka panjang yang akan ditinggali, sebaiknya membatasi cicilan KPR maksimum 30 persen pendapatan atau sekitar Rp 3 juta. Sementara alokasi investasi reksa dana saham secara berkala dapat dibatasi hanya 2,5 persen pendapatan seperti yang disarankan oleh David Bach penulis buku laris Automatic Millionaire.

Penguatan karier memungkinkan pendapatan akan meningkat yang secara otomatis menurunkan rasio cicilan KPR. Kondisi ini memungkinkan untuk meningkatkan alokasi pada reksa dana saham yang relatif lebih likuid dibanding aset properti.

Baca juga: Apakah Kamu Cewek Milenial yang Cerdas? Ini Tandanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com