Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Gelagat Ekonomi Seminggu Pasca Pemilu

Kompas.com - 26/04/2019, 07:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai aspek ekonomi menunjukkan gelagat poaitif setelah berlangsungnya pemilihan umum serentak 17 April 2019 lalu.

Pakar ekonomi dari DBS Group Research, Masyita Crystallin mengatakan, hasil pemilu memenuhi ekspektasi pasar sehingga baik IHSG maupun kurs bergerak ke arah positif. Kondisi menggembirakan ini ditambah dengan data neraca perdagangan yang telah menguat sejak awal bulan.

Rupiah menguat 1 persen antara 1 hingga 23 April, bertolakbelakang dengan JPM EMCI, yang turun 0,2 persen pada periode yang sama.

"Rupiah mendapatkan dukungan tambahan dari perbaikan neraca perdagangan, yang mencatat surplus dalam dua bulan terakhir," kata Masyita dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019).

Baca juga: Prospek Ekonomi Pasca-Pemilu: Investasi Naik, Bisnis Bergeliat

Diketahui, pada 19 Februari, neraca mengalami surplus sebesar 330 juta dollar AS dan pada 19 Maret sebesar 540 juta dollar AS. Namun, kata Masyita, perbaikan ini bisa berubah karena ekspor cenderung melambat di tengah kenaikan harga minyak.

Hal ini lantas akan membebani impor. Meski begitu, DBS berpendapat bahwa neraca perdagagan secara keseluruhan dan transaksi berjalan kemungkinan akan membaik pada 2019 dibandingkan dengan 2018.

"Karena depresiasi rupiah pada akhirnya akan berimbas pada harga dan permintaan impor," terang Masyita.

Baca juga: BKPM: Investor Happy Setelah Pelaksanaan Pemilu

Sementara itu, ekuitas menguat tipis setelah Pemilu dan kembali ke tingkat sebelum penghitungan suara, yakni di level 6.414 pada 22 April 2019. Seperti halnya ekuitas, dampak Pemilu terhadap kurs relatif melunak.

Adapun imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun sebesar 13 basis poin (bps) antara 12-18 April. Namun, setelah itu meningkat sebesar 10 bps per 22 April.

Masyita mengatakan, antisipasi penurunan suku bunga tercermin dalam peningkatan jumlah segmen kurva 6 bulan/10 tahun sejak 16 April 2019.

Baca juga: Menkeu: Pemilu Aman Tingkatkan Kepercayaan ke Perekonomian RI

Untuk suku bunga, lanjut dia, mengingat tekanan terhadap rupiah telah mereda dan inflasi telah melambat ke tingkat terlemah sejak tahun 2000, satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah neraca perdagangan dan neraca berjalan.

Untuk saat ini DBS meyakini Bank Indonesia akan terus mempertahankan sikapnya sepanjang tahun untuk menahan suku bunga di angka 6 persen.

"Kami percaya bahwa BI kemungkinan akan memertahankan kebijakannya pada tahun ini mengingat ketidakpastian global tetap membayangi arus perdagangan dan modal," jelas Masyita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com