Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ini 6 Solusi Kementan Atasi Kekeringan di Musim Kemarau

Kompas.com - 31/07/2019, 08:28 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam menghadapi ancaman kekeringan pada musim kemarau tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat untuk mencarikan solusi terbaik.

Untuk itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan yang baru saja dilantik, Suwandi langsung menggelar rapat koordinasi dengan Penanggungjawab Upsus Provinsi untuk menyamakan langkah pencapaian target tanam bulan Agustus di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Pada rapat tersebut, Suwandi memberikan instruksi kepada jajaran di bawahnya untuk langsung bergerak merespons kekeringan yang terjadi di beberapa daerah sentra padi.

Baca juga: Saat Kekeringan di Gunungkidul Dimanfaatkan Jadi Sumber Penghasilan

Kementan pun akan melakukan enam langkah strategis dalam menghadapi kekeringan. Berikut ini adalah enam langkahnya.

Pertama, tim harus segera melakukan inventaris data Luas Tambah Tanam (LTT) secara harian agar ada peningkatan signifikan.

"Ini langkah yang penting agar di bulan Agustus tahun ini target luas tanam sekitar 1,4 juta hektar (ha) bisa dicapai," ujar Suwandi sesuai rilis yang Kompas.com terima, Rabu (31/7/2019).

Kedua, Suwandi meminta tim LTT untuk mengecek lahan-lahan potensial yang ditanami padi gogo, jagung, kedelai atau tumpangsari pada 3 komoditas tersebut.

"Untuk itu perlu dilakukan percepatan calon petani calon lahan (CPCL) penyaluran dan penambahan luas tanam padi pada lahan kering yang dilaksanakan di delapan provinsi," sebut dia.

Baca juga: Atasi Kekeringan, Kementan Jalin Kerja Sama dengan Kementerian PUPR

Apabila CPCL sudah siap, lanjut Suwandi, maka tim bisa menyalurkan benih untuk segera ditanam.

"Targetnya, penyelesaian tanam padi gogo paling lambat 2 minggu dari hari ini," tambah Suwandi.

Ketiga, lanjut Suwandi, tim LTT juga harus segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten atau kota untuk mendirikan posko kekeringan dalam rangka mitigasi kekeringan.

Ilustrasi sawah kekeringan saat musim kemarauDok. Humas Kementan Ilustrasi sawah kekeringan saat musim kemarau

"Keempat, untuk daerah yang sudah terdampak puso, kami meminta petani yang sudah terdaftar Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) segera melakukan klaim asuransinya," pinta dia.

Menurut Suwandi, tim LTT pun wajib mendata petani yang belum terdaftar untuk diusulkan menerima bantuan benih padi pusat.

Kelima, Suwandi meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) agar segera menyalurkan alat mesin pertanian (alsintan), sumur dangkal, dan pompa untuk penanganan wilayah yang terdampak kekeringan.

Sedangkan untuk daerah di utara khatulistiwa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi masih memiliki potensi hujan sehingga bisa dilakukan percepatan tanam.

"Manfaatkan semaksimal mungkin wilayah yang masih ada air," ucapnya.

Baca juga: 1.500 Hektar Sawah di Cirebon Selamat dari Kekeringan

Keenam, perlu dilakukan penanaman integrasi jagung dengan tanaman lain untuk mengamankan pangan nasional menghadapi kekeringan.

Pasalnya, konsep integrasi ini bisa meningkatkan pendapatan bagi petani. 

"Potensi pematang sawah juga bisa dioptimalkan untuk tumpangsari tanaman, seperti kacang panjang, kacang merah, cabe, tomat, terong, maupun refugia (tanaman bunga untuk kendalikan hama)," pungkas Suwandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com