Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menilik Manfaat Besar Air dan Alsintan dalam Pertanian...

Kompas.com - 07/10/2019, 08:20 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Air dan alat mesin pertanian (Alsintan) merupakan dua hal yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian hingga 10 persen.

Di tengah perubahan iklim, pemanfaatan air seoptimal mungkin menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian.

Apalagi, pada saat yang bersamaan pemerintah juga mendorong modernisasi pertanian melalui bantuan Alsintan.

Oleh karena itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta semua pihak untuk memanfaatkan air untuk kebutuhan pertanian.

Baca juga: Kementan Prediksi Harga Beras hingga Awal 2020 Stabil

Pasalnya, air hujan yang turun ke Indonesia sebanyak 20.000-30.000 kubik per hektar per tahun. Sedangkan kebutuhan hanya 10.000 kubik per hektar per tahun, sisanya 80 persen terbuang ke laut.

Mentan mengatakan, pihaknya telang mengkalkulasi jumlah tanah di Indonesia ada sebanyak 46 juta hektar, rain-fed land sekitar 4 juta yang hanya bisa tanam 1 kali.

Rata-rata pertanaman (planting indek) di Indonesia hanya 1,7 kali dalam setahun. Padahal luasnya 8,7 juta hektar.

"Harusnya bisa tanam 3 kali atau dalam 2 tahun bisa minimal 7 kali tanam," beber Mentan Amran melalui rilis tertulis, Minggu (6/10/2019).

Baca juga: Kementan Perketat Pengawasan Babi Cegah Virus ASF

Selain faktor air, pertumbuhan ekonomi juga bisa dipacu dengan modernisasi dan digitalisasi pertanian yang tengah dilakukan saat ini.

"Dulu tanam butuh waktu sampai 3 bulan, olah tanah butuh waktu 25 hari, begitu juga panen, per orang per hektar butuh waktu sampai 25 hari. Belum lagi tertunda untuk syukuran dulu, keburu habis itu air untuk tanam. Kalau sekarang dengan modernisasi bisa dilakukan hanya 3 jam saja (dari olah tanah dan saat panen)," tuturnya.

Modernisasi

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, dengan tersedianya air dan modernisasi yang sudah ada sekarang, petani bisa melakukan efisiensi waktu.

Kementan pun sudah memiliki alat pengolah panen (combine) yang dikombinasikan dengan pengolah lahan (rotavator) sehingga setelah panen, bisa langsung mengolah lahan.

"Mimpi kami adalah panen, ngolah langsung tanam pakai drone. Tidak perlu sentuh tangan. Yang muda tinggal lakukan dari bawah pohon. Tinggal kontrol lewat GPS, hanya butuh 5 jam," kata Sarwo Edhy.

Tercatat, hingga sekarang pertumbuhan ekonomi yang disumbang oleh pertanian baru mencapai 3,7 persen.

"Dengan indeks pertanaman yang naik hingga 2 maupun 3 kali lipat, maka produktivitas naik, ekspor naik, pertumbuhan ekonomi naik, investasi naik dan hilirisasi naik, industri berkembang, petani sejahtera. Ini luar biasa," katanya.

Baca juga: Lahan di Ponorogo Kekeringan, Kementan Sarankan Pompanisasi

Halaman:


Terkini Lainnya

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com