Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prospek Positif, Ini Rekomendasi Bahana untuk Saham Telko

Kompas.com - 31/10/2019, 11:21 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah sekian lama saham telekomunikasi tidak mendapat katalis positif akibat masa diskon tarif telah berakhir, akhirnya emiten telko mendapat angin segar dari penjualan menara yang dilakukan oleh PT Indosat Tbk.

Menara-menara tersebut dibeli oleh grup PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Pembelian ini membuat hampir semua saham emiten telco merangkak naik.

Terkait dengan hal ini, Bahana Sekuritas merekomendasikan beli diberikan untuk saham Indosat (ISAT) dengan target harga Rp 3.770 per saham.

Sekuritas pelat merah ini memperkirakan pada akhir tahun ini, total pendapatan Indosat akan mencapai Rp 25,095 triliun, naik dibanding pencapaian akhir tahun lalu yang membukukan pendapatan sebesar Rp 23,14 triliun.

Laba bersih diperkirakan akan berada pada kisaran negatif Rp 1,6 triliun, di luar laba dari penjualan menara, lebih baik bagi dari pencapaian tahun lalu yang tercatat sebesar negatif Rp 2,404 triliun.

Transaksi ini juga berdampak positif untuk PT Sarana Menara karena dengan pembelian menara ini, perusahaan berkode saham TOWR ini tidak lagi sepenuhnya bergantung pada penyewaan menara Hutchinson.

Bahana memperkirakan dengan pembelian ini, akan menambah pendapatan bersih sekitar Rp 49 miliar per tahun. Bahana memberi rekomendasi beli atas saham TOWR dengan target harga Rp 780 per saham.

Hal yang sama juga berlaku bagi Miratel, dengan pembelian ini mengukuhkan Miratel sebagai perusahaan tower terbesar di Indonesia, yang memiliki lebih dari 27.000 menara, setelah pada awal tahun ini juga membeli 1.000 tower melalui akuisisi Persada Sokka Tama.

Strategi ini akan membuat Telkom sebagai induk usaha memiliki kelebihan kas dan neraca keuangan yang semakin kuat ditengah-tengah trend penurunan suku bunga.

‘’Ke depan beberapa emiten telekomunikasi kemungkinan masih akan menjual menara lagi, namun waktunya belum dipastikan,’’ ujar Lucky dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

Indosat telah menjual total 3.100 menaranya, yang dibeli oleh PT Dayamitra Telekomunikasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Miratel sebanyak 2.100 tower dan sisanya 1.000 tower dibeli oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Protelindo, yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara, dengan total nilai pembelian mencapi Rp 6,39 triliun atau setara dengan Rp 2,06 miliar per tower.

Menurut Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi, hasil penjualan ini lebih premium dari transaksi penjualan menara yang dilakukan oleh PT XL Axiata pada 2016 silam, senilai Rp 1,43 miliar untuk setiap towernya.

‘’Dengan keberhasilan transaksi ini, Indosat tidak perlu khawatir dengan masalah ketersediaan belanja modal dan melakukan ekspansi usaha untuk tahun depan serta mendapat valuasi asset yang positip,’’ papar Lucky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com