Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Potensi Zakat RI Capai Rp 230 Triliun, tetapi...

Kompas.com - 13/11/2019, 18:21 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah berupaya untuk mendorong pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Salah satu yang kinerjanya terus didorong adalah social fund atau dana sosial seperti wakaf dan zakat.

Namun, sayangnya pengumpulan dana zakat di Indonesia masih sangat rendah.

Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin mengatakan pengumpulan zakat di Indonesia saat ini baru mencapai Rp 8 triliun. Nilai itu sangat kecil dari potensinya yang lebih dari 230 triliun.

"Zakat kita masih 3,5 persen atau sebesar Rp 8 triliun. Padahal potensi zakat kita lebih dari Rp 230 triliun," ujarnya di sela-sela acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Baca juga: Potensi Zakat di Indonesia Sangat Besar, tetapi....

Dia pun mengatakan, saat ini market share atau pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia, baik perbankan dan asuransi syariah baru mencapai 8,6 persen.

Bahkan, khusus untuk perbankan syariah, pangsa pasarnya baru 5,6 persen.

Tentu saja, jika dibandingkan dengan pangsa pasar keuangan konvensional, keuangan syariah masih jauh tertinggal.

Namun, Ma'ruf mengatakan untuk bisa meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah, tidak dilakukan dengan cara yang membenturkan dengan kemajuan ekonomi dan keuangan konvensional. Sebab, Indonesia merupakan bagian dari sistem ekonomi dunia.

"Sehingga perekembangan ekonomi syariah dan konvensional harus saling sinergi. Upaya pengembangan harus dilakukan secara sistematis dan bertahap," ujar Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com