Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Kunjungan Wisatawan Asing Turun pada Oktober 2019

Kompas.com - 02/12/2019, 14:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi tren penurunan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada Oktober 2019 dibanding bulan sebelumnya.

Penurunan mencapai 3,28 persen secara bulanan (month to month/mtm) menjadi 1,35 juta wisman.

Kendati demikian, jumlah wisman secara tahunan (year on year/yoy) naik 4,86 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, tren penurunan kunjungan wisman pada bulan Oktober 2019 sama dengan tren di tahun-tahun sebelumnya karena musim liburan belum tiba.

"Pattern-nya sama. Oktober turun, November turun. Kemudian mengalami kenaikan lagi pada Desember karena musim liburan," kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/12/2019).

Baca juga: Naik, Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia Capai 10,87 Juta

Sementara itu, secara kumulatif dari Januari-Oktober 2019, jumlah kunjungan wisman mencapai 13,62 juta. Angka ini naik 2,85 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yakni 13,25 juta.

Wisman yang datang itu masih mengandalkan angkutan udara sekurangnya di 10 pintu masuk. Persentase kenaikan tertinggi tercatat di Bandara Internasional Lombok, NTB yang dilaporkan mencapai 62,48 persen.

"Sehingga bisa dipahami jumlah wisman di Lombok meningkat dan peningkatannya cukup besar. Tapi Bandara Ngurah Rai tetap menjadi pintu masuk utama dengan 5,217 juta orang masuk ke sana," ucap Suhariyanto.

Baca juga: BPS: 7,83 Juta Wisatawan Asing ke Indonesia, Terbanyak dari Malaysia

Adapun jumlah wisman yang datang melalui pintu laut naik sebesar 37,78 persen secara tahunan. Persentase kenaikan tertinggi tercatat di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau sebesar 41,31 persen.

"Berbanding terbalik, wisman yang melalui pintu masuk darat turun 15,82 persen secara tahunan (yoy). Yang tertinggi di Jayapura sebesar 72,54 persen," ujar dia.

Jika dilihat dari sisi kebangsaan, pola wisman juga tidak berubah. Wisman yang paling banyak berkunjung adalah dari Malaysia dengan persentase 3,09 persen (mtm) dan 38,70 persen (yoy).

"Peningkatan terbesar datang dari turis Rusia. Memang kunjungan masih sangat kecil tapi peningkatannya paling besar. Sementara penurunan turis kebanyakan dari Hong Kong. Kita bisa memaklumi karena terjadi kekacauan di sana," tutur Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com