Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Asing dari Singapura Naik 53 Persen pada Kuartal I 2020

Kompas.com - 30/04/2020, 13:44 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, Singapura adalah negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia pada kuartal I 2020.

Selama periode Januari-Maret 2020, investasi asing yang masuk dari Singapura mencapai 2,7 miliar dollar AS atau 40 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA).

Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi mengatakan, investasi Singapura tersebut meningkat 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Baca juga: BKPM: Sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi Raup Investasi Terbanyak

Pada kuartal I 2019, nilai investasi Singapura yang masuk ke Indonesia mencapai 1,72 miliar dollar AS.

"Bahkan jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2019, investasi Singapura meningkat tajam 141 persen dengan nilai investasi sebelumnya hanya 1,13 miliar dollar AS," ujar Farah dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (29/4/2020).

Menurut Farah, salah satu faktor tingginya investasi Singapura karena tidak murni dari Singapura. Banyak negara-negara lain yang melakukan investasinya ke Indonesia melalui Singapura, seperti Korea Selatan, China, Amerika Serikat maupun Eropa.

"Jadi negara-negara tersebut membangun hub-nya di Singapura, kemudian berinvestasi di Indonesia. Dalam sistem kita tercatat asal negara investasi dari Singapura. Maka tidak aneh jika Singapura selalu berada di peringkat teratas investasi di Indonesia," katanya.

Baca juga: BKPM Akan Revisi Target Investasi RI Akibat Pandemi Covid-19

Farah juga menambahkan, ke depannya BKPM akan mengajak negara-negara tersebut untuk langsung berinvestasi di Indonesia tanpa perantara.

Sementara itu, berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, investasi dari Singapura tersebut didominasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai 431,9 juta dollar AS.

Kemudian, sektor listrik, gas dan air dengan nilai 373,1 juta dollar AS, tanaman pangan, perkebunan dan perternakan dengan nilai 338,6 juta dollar AS, serta industri logam dasar barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 285,9 juta dollar AS.

Sementara itu, berdasarkan lokasi penyebaran investasinya berada di DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Lampung dan Jawa Barat.

"Untuk penyebaran wilayahnya yang paling banyak berada di wilayah DKI Jakarta, lalu disusul dengan Kepulauan Riau dan yang paling sedikit berada di wilayah Jawa Barat," terang Farah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com