Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkecil Backlog Rumah, Kadin Minta Industri Properti Dibenahi

Kompas.com - 14/10/2021, 11:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu Kadin Indonesia, Budiarsa Sastrawinata mengatakan, ekosistem industri properti perlu dibenahi.

Menurutnya, ekosistem yang berkualitas dan rantai pasok yang baik mampu menjawab tantangan dalam industri properti belakangan ini. Termasuk menurunkan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) perumahan.

“Ekosistem industri properti peranannya sangat penting dan perlu dibenahi agar pemenuhan kebutuhan perumahan, permukiman bisa dilakukan secara efektif dan efisien,” ungkap Budiarsa dalam webinar Indonesia Housing Forum 2021 secara virtual, Kamis (14/10/2021).

Baca juga: Sampai September, Program 1 Juta Rumah Terealisasi 763.000 Unit

Budiarsa menuturkan, ekosistem industri properti cukup krusial. Bukan hanya untuk kebutuhan pemukiman, industri ini mampu menggerakkan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Industri properti beririsan langsung dengan industri-industri ikutan di dalam lingkupnya, ataupun dengan industri penunjang yang berkaitan lainnya. Tercatat, industri ini memiliki efek pengganda (multiplier effect) kepada 175 industri dan melibatkan 350 UMKM.

Kontribusi terhadap PDB pun berkisar 8 persen, bila digabung dengan sektor lain selain real estate.

"Itu kontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, dalam penyediaan rumah termasuk fasilitasnya, mulai dari perumahan sederhana, sampai rumah kelas menengah dan atas disertai dengan sarana prasarana dan jaringan pendukung," ucap Budiarsa.

Budiarsa memaparkan, Industri properti memiliki keterkaitan dengan beragam industri lain karena mencakup berbagai kawasan meliputi kawasan pemukiman, kawasan TOD, kawasan pariwisata, dan kawasan kota baru.

Semua kawasan terkoneksi dengan kebutuhan jasa keuangan seperti perbankan, pajak, REITs, Tapera dan BPJS, serta terkoneksi dengan jasa penunjang lainnya seperti brokerage, konsultan, manajemen pengelola gedung dan perumahan.

Baca juga: Benarkah Milenial Sulit Punya Rumah?

Maka, kata dia, rantai pasok industri properti perlu diidentifikasi secara rinci untuk membenahi permasalahan dan kebijakan, mulai dari tata ruang, ketersediaan lahan dan kepastian hukum pertanahan, kemudahan perijinan, bahan bangunan, insentif, pemasaran, pembiayaan dan tata kelola operasional.

“Bila ekosistem industri propertinya baik, supply chain (rantai pasok)-nya juga baik, maka akan mempermudah akselarasi pengembangan kebutuhan di sektor ini,” tandas Budiarsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Whats New
Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Whats New
Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Smartpreneur
Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Whats New
Ada 'Jamu Manis', BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Ada "Jamu Manis", BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Whats New
Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Whats New
Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Spend Smart
Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com