Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Penyumbang Emisi, RI Bakal Pakai Mobil Listrik Saat KTT G20

Kompas.com - 17/11/2021, 12:59 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah bakal menggunakan mobil dan motor listrik dalam presidensi G20.

Luhut menyampaikan, penggunaan motor dan mobil listrik menjadi bagian dari komitmen RI menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 dengan upaya sendiri sesuaikan Perjanjian Paris (Paris Agreement) dalam dokumen National Determined Contribution (NDC).

"Nanti di G20 kita siapkan seluruh sepeda motor adalah sepeda motor listrik, penyiapan infrastrukturnya sedang kita lakukan, termasuk mobil official di sana kita akan pakai nanti EV (electronic vehicle)," kata Luhut dalam webinar ITS, Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Temui Perwakilan BMW dan Mercy, Menperin Beberkan Peluang Investasi Kendaraan Listrik

Luhut menyampaikan, Indonesia menjadi salah satu negara kontributor terbesar emisi gas rumah kaca.

Sepanjang tahun, RI memproduksi mobil berbahan bakar fosil mencapai 1,28 juta unit. Pada 2019, jumlah produksi mobil di Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di ASEAN.

Adapun untuk penjualan domestik, mobil berbahan bakar fosil di Indonesia menempati peringkat pertama di ASEAN, dan nilai ekspor menjadi yang tertinggi ke-8 di Asia.

"Jadi kita sekarang kontribusi banyak pada lingkungan membuat emisi juga. Nah ini saya pikir kita perlu mulai melakukan pengalihan. Oleh karena itu pemerintah sudah bertekad mengurangi ini semua," beber Luhut.

Luhut menjelaskan, penggunaan mobil dan motor listrik sebagai pengganti kendaraan berbahan bakar fosil menjadi krusial usai beberapa komitmen di tingkat global berjalan lebih lambat.

Baca juga: Luhut Perkirakan Nilai Investasi Kendaraan Listrik di RI Bisa Capai Rp 493,5 Triliun

Indonesia sebetulnya sudah memiliki komitmen dan sepakat untuk menandatangani investasi senilai 25 miliar dollar AS dalam rangka mengurangi emisi bersama Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim, John Kerry.

Sayangnya, perjanjian yang semula sepakat ditandatangani di Glasgow, Inggris, harus ditunda hingga awal tahun depan. Padahal dalam beberapa kesempatan, AS meminta Indonesia mampu mengurangi emisi sampai 50 persen.

"Jadi masalah ini sekarang apa yang kita konkret karena bagaimanapun masalah ini akan menyangkut negara kita. Oleh karena itu, EV menjadi hal penting yang harus kita laksanakan," pungkas Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

60 Kloter Penerbangan Haji 'Delay', Menhub Minta Garuda Berbenah

60 Kloter Penerbangan Haji "Delay", Menhub Minta Garuda Berbenah

Whats New
2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

Spend Smart
Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Whats New
KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Whats New
Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Whats New
Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Whats New
Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Whats New
Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Whats New
CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

Whats New
BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

Whats New
Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Whats New
Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Whats New
TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

Whats New
Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com