Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kenaikan Harga Pertalite, Bos Bluebird: Tidak Selalu Kenaikan BBM Berujung Kenaikan Tarif

Kompas.com - 21/04/2022, 11:42 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kenaikan harga minyak mentah dunia, tentunya menjadi sebab harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tanah air ikut melambung. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) sudah menaikkan harga BBM Pertamax per 1 April 2022.

Rencananya, Pertamina juga akan menaikkan harga Pertalite, Solar, dan juga gas elpiji 3 kg. Selain itu juga, pemerintah akan mempercepat bahan bakar subsidi seperti Bahan Bakar Gas (BBG), bioethanol, hingga bio CNG.

Baca juga: Kemenkeu Masih Kaji Kenaikan Pertalite dan Elpiji 3 Kg

Terkait hal tersebut, Direktur Utama PT Bluebird Tbk Sigit Djokosoetono mengungkapkan, tidak selamanya kenaikan BBM dikaitkan dengan kenaikan tarif. Menurut dia, ada pertimbangan–pertimbangan yang dilakukan hingga perusahaan memutuskan untuk menaikkan tarif.

“Belum tentu (kenaikan Pertalite berujung kenaikan tarif), karena kita perlu juga melihat daya serap masyarakat dan juga efisiensi apa yang bisa kita lakukan. Jadi tidak selalu kenaikan BBM berujung kenaikan tarif. Kita bisa lakukan beberapa hal, sebelum mempertimbangkan kenaikan tarif,” kata Sigit di Jakarta, Rabu (20/4/2022).

Sigit menambahkan, pihaknya juga tengah menunggu keputusan pemerintah terkait dengan kenaikan pertalite. Hal ini karena besaran BBM yang digunakan bukan merupakan komposisi utama dalam biaya operasional, namun hanya memiliki komposisi 20 persen.

Baca juga: Demi Hemat APBN, Pemerintah Mau Naikkan Listrik, Pertalite, Solar, dan Elpiji 3 Kg

“Soal (kenaikan) Pertalite kita menunggu keputusan pemerintah, akan naik atau tidak. Kalau Pertalite naik, ya kita harus berhitung ulang berapa besaran biaya (operasional), karena BBM itu ada sekitar 20 an persen. Jadi meskipun ada dampak, dampaknya tidak 100 persen terhadap biaya operasional keseluruhan,” ujar Sigit.

Sigit menambahkan, ada banyak biaya lain yang bisa dilakukan efisiensi jika memang harga Pertalite akan naik. Sehingga, pihaknya masih perlu menunggu keputusan tersebut, untuk melakuka penyesuaian kedepannya.

“Ada banyak biaya lain yang bisa kita lakukan efisiensi. Jadi, kita perlu menunggu dulu kenaikan berapa persen, baru kita lakukan adjustment,” tegas dia.

Saat ini, seluruh armada Bluebird sudah menggunakan Pertalite, hanya sebagian kecil yang masih menggunakan Pertamax. Sementara itu, ada 2.200 kendaraan yang menggunakan CNG, sementara total kendaraan listrik yang dimiliki Bluebird sebanyak 29 hingga 30 unit.

“Kita ada 30 armada kendaraan listrik, yang beroprasional juga 30. Kalau untuk armada yang menggunakan BBM ada sampai 12.000 lebih untuk taxi reguler, dan untuk kendaraan listrik masih sedikit,” tambahnya.

Baca juga: Pertalite hingga Elpiji 3 Kg Bakal Naik, Pengamat UGM: Pemerintah Harusnya Memihak Wong Cilik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com