Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Melonjak Usai Uni Eropa Ajukan Boikot Impor dari Rusia

Kompas.com - 05/05/2022, 09:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia melonjak pada akhir perdagangan Rabu waktu Amerika Serikat (AS), setelah Uni Eropa menjabarkan rencana untuk menghentikan impor minyak Rusia. Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang ketatnya pasar karena Uni Eropa perlu memburu pasokan yang memadai.

Mengutip CNBC, Kamis (5/5/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 5,17 dollar AS atau 4,9 persen ke level 110,14 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 5,40 dollar AS atau 5,3 persen menjadi ke level 107,81 dollar AS per barrel.

Harga minyak mentah acuan terus meningkat selama dua bulan terakhir setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina. Sampai saat ini, Uni Eropa enggan untuk sepenuhnya memotong impor minyak dan gas Rusia, dan rencananya masih tidak menyarankan larangan penuh untuk semua anggota Uni Eropa.

Baca juga: Harga Bitcoin Melonjak 6 Persen Usai The Fed Umumkan Kenaikan Suku Bunga

Adapun Eropa mengimpor sekitar 3,5 juta barrel per hari minyak dan produk minyak Rusia. Selain itu, Eropa juga bergantung pada pasokan gas dari negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.

"Persediaan sangat ketat, jadi dengan latar belakang ini, ketika berbicara tentang larangan ini, ada banyak pertanyaan tentang bagaimana (Eropa) akan menebusnya," kata Phil Flynn, Analis Senior di Price Futures Group.

Pada Rabu (4/5/20220), Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, Uni Eropa mengusulkan memboikot semua minyak dari Rusia secara bertahap hingga akhir tahun, serta menghapus bank terbesar Rusia, Sberbank, dari jaringan pembayaran internasional, Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

Tindakan tersebut akan menjadi bagian dari sanksi putaran keenam terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Rencananya, impor minyak mentah dari Rusia akan dihapus secara bertahap dalam waktu 6 bulan, sementara untuk impor produk minyak sulingan pada akhir 2022. Leyen berjanji untuk meminimalkan dampak dari langkah tersebut pada ekonomi Eropa.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga 0,50 Persen, Tertinggi Sejak Tahun 2000

Adapun proposal sanksi terbaru buat Rusia ini masih membutuhkan persetujuan dari semua negara anggota Uni Eropa, blok perdagangan terbesar di dunia.

Menurut sumber dari pihak Uni Eropa, Hungaria dan Slovakia akan tetap membeli minyak mentah Rusia hingga akhir 2023 berdasarkan kontrak yang ada.

Rusia dapat mengimbangi hilangnya salah satu pelanggan utamanya dengan menjual minyak ke importir lain, termasuk India dan China. Tidak ada negara yang berhenti membeli minyak dari Moskow.

Kebutuhan akan pasokan yang jauh lebih besar kemungkinan tidak akan terpenuhi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+ dalam pertemuan 5 Mei 2022. OPEC+ diperkirakan akan mempertahankan laju peningkatan produksi yang moderat.

Sementara di Amerika Serikat (AS), Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah naik moderat pada pekan lalu. Stok minyak AS hanya naik 1,2 juta barel karena negara itu merilis lebih banyak minyak dari cadangan strategisnya.

Baca juga: Hingga H+2 Lebaran, Kemenaker Terima 5.589 Aduan terkait Pembayaran THR


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

Whats New
Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Whats New
Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Whats New
Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Whats New
Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Whats New
OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

Whats New
Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Whats New
Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Whats New
Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Whats New
Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Whats New
KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

Whats New
Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Whats New
Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com