Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan IHSG Bergerak di Zona Merah Pagi Ini

Kompas.com - 08/06/2022, 09:25 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (8/6/2022). Demikian juga dengan mata uang garuda yang merah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 7.125,23 atau turun 15,8 poin (0,22 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada posisi 7.141,04.

Sebanyak 203 saham melaju di zona hijau dan 187 saham di zona merah. Sedangkan 199 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 2,4 miliar saham.

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 1,6 persen, Shanghai Komposit turun 0,46 persen, dan Nikkei 1 persen. Sementara itu, Strait Times melemah 0,2 persen.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Wall Street pada penutupan pagi ini hijau dengan kenaikan S&P 500 dan Nasdaq Composite sebesar 0,9 persen. Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga menguat 0,8 persen.

Sebelumnya, Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, pergerakan IHSG sempat mengalami tekanan jual yang memancing euforia. Resistance 7.204 yang sebelumnya berada pada area gap yang masih belum mampu ditembus.

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung melemah dalam range 7.038 – 7.148. Adapun beberapa rekomendasi saham berdasarkan analisis teknikal, yakni LPPF, RAJA, SRTG, GOTO, HMSP, ADRO, ITMG, INDY, BMRI, INCO, dan TINS,” kata William dalam rekomendasinya.

Baca juga: Meski Dibayangi Tekanan dari Sektor Ritel, Wall Street Berhasil Ditutup Hijau

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.462 per dollar AS, atau turun 8 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.454 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, isu stagflasi mendorong pelemahan rupiah pagi ini.

World Bank, dalam laporan riset yang dirilis semalam menyebut, stagflasi terjadi karena kenaikan harga akibat Perang di Ukraina bisa memicu krisis keuangan di negara berkembang seperti kejadian tahun 1970.

Baca juga: Tekan Inflasi, Bank of England Ikuti The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin, Tertinggi dalam 13 Tahun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com