Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/07/2022, 07:44 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mulai mengalami penurunan pada perdagangan Senin (11/7/2022) waktu setempat (Selasa pagi WIB).

Pergerakan harga minyak dunia masih dibayangi oleh sentimen kekhawatiran pasokan akibat penurunan permintaan di China, yang saat ini masih menghadapi Pandemi Covid-19.

Berdasarkan Bloomberg, harga minyak jenis West Texas Immediately (WTI) untuk kontrak Agustus 2022, turun 1,2 persen menjadi 102,8 dollar AS. Sementara itu, patokan harga minyak Brent untuk kontrak September 2022, berada di harga 107,1 dollar AS per barrel atau naik 0,07 persen.

Mengutip CNBC, harga minyak dunia mengalami penurunan di awal pekan, karena pasar tengah menyeimbangkan penurunan permintaan yang terjadi di China akibat pandemi Covid-19, yang mendorong kekhawatiran akan pembatasan pasokan yang ketat.

Baca juga: Daftar Terbaru Harga BBM di SPBU Pertamina, Shell, BP-AKR, dan Vivo

Dengan kebijakan Federal Reserve yang masih berencana menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi, open interest atau jumlah dana pada kontrak derivatif seperti futures di bursa berjangka New York Mercantile Exchange (NYMEX) juga mengalami penurunan pada 7 Juli 2022 ke level terendah sejak Oktober 2015 karena investor mengurangi porsi aset berisiko mereka.

Analis di EBW Analytics mengatakan, spekulan minyak memangkas porsi net long futures dan opsi mereka di NYMEX dan Intercontinental Exchanges ke level terendah sejak April 2020.

“Pasar minyak mentah dunia saat ini tengah khawatir dengan penurunan permintaan yang terjadi. Ada tanda- tanda bahwa hal ini disebabkan oleh harga,” ujar analis di EBW Analytics.

Menurut Investec Risk Solutions, pasar saat ini mengalami guncangan, akibat penemuan kasus pertama dari subvarian Omicron yang sangat menular di Shanghai – China. Varian ini dinilai dapat menyebabkan penguncian, dan dampaknya adalah penurunan permintaan bahan bakar.

“Dampak gabungan dari kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan wabah Covid-19 yang baru sangat buruk untuk pasar minyak,” kata Investec Risk Solutions.

Di sisi lain, kenaikan kurs dollar AS terhadap mata uang lainnya, pada level tertinggi sejak Oktober 2002, juga menjadi sebab pengurangan permintaan minyak, yang mendorong harga minyak dunia semakin mahal, terutama bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dollar AS.

Sementara itu, para menteri keuangan zona euro mengatakan perang melawan inflasi adalah prioritas saat ini meskipun berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Pasar juga masih khawatir dengan rencana negara barat untuk membatasi pasokan minyak Rusia, di tengah ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan sanksi akan menyebabkan konsekuensi pada pasokan energi global.

JP Morgan mengatakan, pasar terjebak antara kekhawatiran atas potensi penghentian pasokan Rusia dan kemungkinan adanya resesi.

“Risiko makro menjadi lebih berpihak. Pengurangan 3 juta barrel per hari dalam ekspor minyak Rusia adalah ancaman yang kredibel dan jika direalisasikan akan mendorong harga minyak mentah Brent menjadi sekitar 190 dollar AS per barrel,” kata JP Morgan.

Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM dan Elpiji Tetap Aman di Tengah Kenaikan Harga Minyak Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com