Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun gara-gara Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga hingga Gempa Turkiye

Kompas.com - 10/02/2023, 07:40 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Kamis (9/2/2023) waktu setempat atau Jumat pagi waktu Indonesia/ WIB. Pergerakan harga minyak dibayangi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent menetap di level 84,50 per barrel atau turun 59 sen (0,7 persen). Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun 41 sen, atau 0,5 persen pada 78,06 dollar AS per barrel.

Penurunan tipis pada harga minyak juga terjadi karena beberapa infrastruktur minyak di Turkiye dan Suriah mengalami kerusakan pasca-gempa. Di sisi lain, persediaan minyak AS menunjukkan kenaikan, dan investor khawatir tentang potensi kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Baca juga: Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Mereda, Harga Minyak Dunia Naik Hampir 2 Persen

Gempa Turkiye

Gempa bumi di Turkiye dan Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 19.000 orang tersebut, pada awalnya menaikkan harga minyak karena kemungkinan bencana tersebut akan merusak jaringan pipa dan infrastruktur lainnya secara serius dan menggusur minyak mentah dari pasar global untuk waktu yang lama.

“Kami tidak akan kehilangan pasokan selama yang kami kira,” kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York.

BP Azerbaijan mengumumkan force majeure pada pengiriman minyak mentah Azeri dari pelabuhan Turkiye Ceyhan pada Selasa setelah gempa melanda Senin pagi.

Baca juga: The Fed Redam Kenaikan Suku Bunga, Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen

 

Kenaikan suku bunga

Sementara itu, laporan pekerjaan AS yang kuat menimbulkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk mendinginkan inflasi, yang akan menekan aset berisiko seperti minyak dan ekuitas.

Administrasi Informasi Energi (EIA) menyebut, stok minyak mentah AS naik minggu lalu menjadi 455,1 juta barrel, tertinggi sejak Juni 2021. Hal ini juga mendorong harga minyak lebih rendah. Sementara itu, persediaan bensin dan sulingan juga meningkat minggu lalu.

Prospek permintaan yang lebih kuat dari China memberikan beberapa dukungan pada harga minyak, karena konsumen minyak terbesar kedua dunia itu mengakhiri kebijakan Zero Covid-19 yang ketat selama lebih dari tiga tahun.

"Kami memperkirakan konsumsi minyak China meningkat sekitar 1 juta barrel per hari tahun ini, dengan pertumbuhan yang kuat muncul paling cepat di akhir kuartal I. Secara keseluruhan, ini akan mendorong permintaan global hingga 2,1 juta barel per hari pada tahun 2023," tulis analis dari bank ANZ dalam sebuah catatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com