Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M. Ikhsan Tualeka
Pegiat Perubahan Sosial

Direktur Indonesian Society Network (ISN), sebelumnya adalah Koordinator Moluccas Democratization Watch (MDW) yang didirikan tahun 2006, kemudian aktif di BPP HIPMI (2011-2014), Chairman Empower Youth Indonesia (sejak 2017), Direktur Maluku Crisis Center (sejak 2018), Founder IndoEast Network (2019), Anggota Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (sejak 2019) dan Executive Committee National Olympic Academy (NOA) of Indonesia (sejak 2023). Alumni FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2006), IVLP Amerika Serikat (2009) dan Political Communication Paramadina Graduate School (2016) berkat scholarship finalis ‘The Next Leaders’ di Metro TV (2009). Saat ini sedang menyelesaikan studi Kajian Ketahanan Nasional (Riset) Universitas Indonesia, juga aktif mengisi berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Dapat dihubungi melalui email: ikhsan_tualeka@yahoo.com - Instagram: @ikhsan_tualeka

Investasi Netflix dan Korean Wave yang Makin Menjadi

Kompas.com - 27/04/2023, 08:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEOLAH tak terbendung, gelombang Korea atau Korean Wave terus menghempas dan makin menjadi, pengakuan dan positive impact pun didapat dalam berbagai momentum.

Belakangan, Netflix, layanan streaming asal Amerika Serikat telah sepakat untuk menggelontorkan dana investasi senilai 2,5 miliar dollar AS atau setara Rp 37 triliun untuk memperkuat industri kreatif di Negeri Ginseng itu.

Kesepakatan itu diumumkan setelah co-CEO Netflix, Ted Sarandos melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol di Washington DC.

Presiden Yoon Suk Yeol diketahui memulai lawatan di Negeri Paman Sam itu pada Senin, 24 April 2023.

Keputusan untuk melakukan investasi besar oleh Netflix sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Tercatat pada 2021, Netflix juga telah berinvestasi untuk konten Korea sebesar 463 juta dollar AS atau setara dengan Rp 6,6 triliun.

Investasi yang saling menguntungkan terutama bagi Korea, karena dengan itu Netflix berhasil menjadi jembatan antara Korea dan pasar global. Hal yang kemudian menjadikan Netflix memenangkan penghargaan Korea Image Stepping Stone Bridge.

Adapun investasi dari Netflix yang telah disepakati, rencananya akan disalurkan secara berkala selama empat tahun ke depan. Netflix ingin dana investasi tersebut dialokasikan untuk modal dalam membuat k-drama, memproduksi serial TV Korea hingga film.

Ini tentu saja bakal makin memperkuat dan menambah daftar panjang kesuksesan industri kreatif atau hiburan Korea. Hallyu wave memang telah mengalami ledakan global dalam beberapa tahun terakhir, seolah tak terdampak oleh pandemi.

Selain investasi Netflix, tahun ini pemerintah Korea sebetulnya telah punya rencana besar untuk lebih meningkatkan ekspor konten budaya mereka.

Korea mengalokasikan lebih dari 790 miliar won atau setara Rp 9,6 triliun dalam mendukung perusahaan kecil dan menengah, serta start up atau usaha rintisan di industri kreatif.

Jor-joran investasi pada sektor ini memang sangat beralasan bila meliat keuntungan yang dicapai Korea sejauh ini.

Ekspor konten budaya negara itu mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 12,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 193 triliun pada 2021 lalu.

Angka di atas jauh lebih besar ketimbang ekspor peralatan rumah tangga yang hanya sekitar 8,67 miliar dollar AS atau sekitar Rp 135 triliun, baterai sekunder 8,67 miliar dollar AS, kendaraan listrik 6,99 miliar dollar AS atau sekitar Rp 109 triliun, dan panel layar 3,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 56 triliun.

Terencana, fokus dan konsisten

Tentu saja untuk sampai di titik sekarang ini tidak secara tiba-tiba, Korea telah melalui proses yang panjang dan terarah. Ada semacam skema dan visi besar yang telah diletakan untuk kemudian dijalani dari generasi ke generasi.

Korea memulainya dengan terlebih dahulu melakukan reformasi politik sekira tahun 1987-1988. Hal itu ditandai dengan perubahan konstitusi yang lebih menjamin kebebasan warga dalam berekspresi. Korea kemudian semakin demokratis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com