Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Jeda, The Fed Tahan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 15/06/2023, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JEDA, bukan berhenti. Itu pesan dari Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), yang pada Rabu (14/6/2023) waktu setempat menahan suku bunga acuannya (Fed rate) setelah kenaikan 10 kali berturut-turut sebelumnya.

Sebagaimana dikutip Bloomberg, The Fed ingin pendaratan yang landai untuk ekonomi Amerika Serikat setelah pandemi Covid-19. Namun, The Fed menyatakan butuh mengambil waktu dulu untuk menilai situasi saat ini.

Inflasi yang mereda, jadi salah satu landasan The Fed menjeda tren kenaikan suku bunga acuannya. Meski demikian, The Fed juga kuat mengesankan bahwa kenaikan suku bunga acuan masih niscaya terjadi lagi dalam waktu dekat, dengan argumentasi bahwa inflasi tinggi masih akan jadi masalah.

"Kami telah membahas banyak hal dan efek penuh dari pengetatan (moneter) kami belum terasa," kata Gubernur The Fed, Jerome Powell, Rabu, sebagaimana dikutip Bloomberg. 

Wall Street tampaknya menangkap pesan The Fed. Rally tanpa henti saham-saham di bursa terhenti seusai pernyatan The Fed. Sebaliknya, pasar Asia menguat karena sebab yang sama.

The Fed menahan suku bunga acuan di level 5-5,25 persen. Namun, mereka memperkirakan masih akan ada dua kali kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini.

"Kami akan melihat semua data, prospek yang berkembang, dan akan mengambil keputusan pada Juli," kata Powell dalam konferensi pers, Rabu, sebagaimana dikutip Reuters.

Dari 18 regulator di dalam Federal Open Market Committe (FOMC), 12 di antara mereka menetapkan suku bunga pada atau di atas kisaran rata-rata 5,5-5,75 persen.

Ini menurut Bloomberg memperlihatkan bahwa para pembuat kebijakan setuju pengetahan lebih lanjut masih diperlukan untuk menahan laju tekanan harga.

Powell pun mengafirmasi bahwa sebagian besar anggota FOMC mengharapkan pengetatan lanjutan. Menurut Powell, FOMC mengawasi kondisi kredit dengan hati-hati dan dampaknya pada real estate komersial yang diperkirakan akan mengalami sejumlah kerugian.

Dalam banyak kesempatan, Powell terus mendorong penurunan inflasi sembari mengatakan bahwa regulator dan ekonom swasta terkejut dengan lamanya waktu inflasi tetap melambung. Meskipun, mereka juga mengaku terkejut dengan daya tahan pasar tenaga kerja. 

Pasar saham dunia ditutup bervariasi pada Rabu, menyusul keputusan The Fed ini. Adapun kontrak berjangka Jepang, Australia, dan Hong Kong ditutup menguat.

Pasar kontrak berjangka Amerika ditutup sedikit lebih kuat dibanding pasar Asia, seturut kenaikan 0,1 persen S&P 500 dalam penutupan perdagangan Rabu yang adalah level tertinggi sejak sejak April 2022. Nasdaq 100 ditutup naik 0,7 persen, menjadikan tren kenaikan menjadi 37 persen sejak awal 2023.

Sementara itu, dollar AS mengalami nasib sebaliknya, ditutup mendekati level terendah dalam sebulan terakhir. Imbal hasil surat berharga Amerika Serikat ditutup naik dua basis poin menjadi 4,69 persen.

Dari pasar komoditas, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 0,5 persen menjadi 68,64 dollar AS per barrel. Emas terpantau naik pula sebesar 0,1 persen menjadi 1.944,55 per troy ounce

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Whats New
Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Spend Smart
3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com