Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Perusahaan Rintisan dan UKM Terpilih Bantu Pemerintah Tawarkan Investasi Biru

Kompas.com - 25/06/2023, 21:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 perusahaan terpilih dalam program Blue Finance Accelerator (BFA) terdiri dari 7 perusahaan rintisan dan 5 UKM beroperasi di sektor biru, mulai dari akuakultur dan perikanan berkelanjutan, sampah laut dan pengelolaan limbah, pengurangan polusi plastik, pengembangan masyarakat pesisir, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Adapun perusahaan itu yaitu Banoo, Common Seas Indonesia, Conplas, Komodo Water, Koperasi Karya Pesisir, Lamops Craftwork, Mall Sampah Indonesia, Mina Ceria Nusantara, Organic Lombok Indonesia, Rezycology, Sambung Asa dan Sebumi.

Deputi Menteri Koordinator Bidang Kedaulatan dan Energi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi menuturkan, peningkatan sektor usaha biru sangat penting untuk menjaga kesehatan laut dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi biru di Indonesia.

"Kolaborasi antarmekanisme pembangunan sangat penting untuk memajukan ekonomi biru. Indonesia berkomitmen untuk memenuhi komitmennya dan memastikan industri maritim yang aman dan pemulihan ekonomi global melalui inisiatif inovatif yang dipimpin oleh pemuda dan kemitraan lintas sektor," katanya dalam acara BFA dikutip dari pernyataan tertulis, Minggu (25/6/2023).

Baca juga: Bikin UMKM Mengeluh, TikTok Buka Suara soal Shadowban dan Lamanya Pencairan Dana

Sejak program dimulai pada Januari 2023, ke-12 perusahaan di bawah BFA menjalani program akselerasi selama 6 bulan yang memberikan dukungan peningkatan kapasitas dan modul pelatihan di bidang pertumbuhan bisnis, Impact Measurement and Management (IMM) untuk SDGs, kesiapan investasi, pendekatan gender, dan pembangunan khusus sektor.

Pada kesempatan yang sama, lebih dari 70 pejabat pemerintah juga mendapatkan pelatihan, paparan, dan studi kasus tentang ekonomi biru. Materi yang diberikan kepada Startup/UKM dan peserta pemerintahan di bawah program ini relevan dengan tantangan dan kondisi di sektor biru Indonesia.

Tantangan tersebut meliputi akuakultur berkelanjutan, pengelolaan sampah plastik, dan pengurangan polusi, pelabuhan dan pelayaran berkelanjutan, energi laut terbarukan, konservasi dan pemulihan ekosistem laut, ekowisata, dan pengembangan masyarakat pesisir.

Baca juga: Erick Thohir Sebut Laga Indonesia Vs Argentina Untungkan UMKM

 


Kemenko Marves juga melibatkan United Nations Development Programme (UNDP) dalam perhelatan program ini. Head of Innovative Financing Lab (IFL) UNDP Indonesia, Muhammad Didi Hardiana menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk memajukan SDGs Indonesia dengan mendorong pertumbuhan bisnis dan dampak sosial.

"Melalui Blue Finance Accelerator (BFA), kami memberikan dukungan peningkatan kapasitas dengan modul pelatihan yang berfokus pada elemen-elemen penting, seperti Jalur Pembiayaan dan Kesiapan Investasi, Pengukuran dan Manajemen Dampak (IMM) dan SDG Alignment Toolkit, serta Gender Lens," kata Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com