Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Melaju di Zona Hijau

Kompas.com - 12/07/2023, 09:46 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (12/7/2023). Demikian juga dengan Mata Uang Garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pukul 9.16 WIB, IHSG berada pada level 6.808,48 atau naik 11,5 poin (0,17 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.796,92.

Sebanyak 233 saham melaju di zona hijau dan 161 saham di zona merah. Sedangkan 238 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 791,5 miliar dengan volume 2,9 miliar saham.

Baca juga: Ditopang Kinerja Keuangan, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham PGEO

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, secara teknikal IHSG bergerak cenderung sideways dan dibatasi oleh supply zone 6.754. Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya hingga akhir pekan ini.

“Resistance breakout yang terjadi memungkinkan terjadinya fase retest, namun menurut kami hanya akan terjadi koreksi sehat yang menjadi peluang untuk menambah posisi saham. Kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.754 – 6.843,” kata William dalam analisisnya.

Sementara itu, pasar saham Asia pagi ini mixed. Indeks Nikkei Jepang melemah 0,78 persen (251,6 poin) menjadi 31.951,9, dan indeks Komposit Shanghai China terkoreksi 0,12 persen (3,9 poin) di posisi 3.217,43. Sementara itu, indeks Strait Times Singapura menguat 0,3 persen (9,4 poin) menjadi pada posisi 3.173,28, dan Hang Seng Hongkong naik 158,5 poin (0,85 persen) ke posisi 18.818,39.

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Distributor Coca-Cola Ini Langsung ARB

Kurs Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga bergerak di zona hijau. Melansir data Bloomberg pukul 09.13 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.112 per dollar AS, atau naik 41 poin (0,27 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.153 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi di AS akan segera berakhir. Ekspektasi ini muncul karena data inflasi AS dalam tren turun dan malam ini data inflasi konsumen AS bulan Juni yoy diperkirakan turun ke 3,1 persen dari sebelumnya 4 persen.

“Rupiah mungkin bisa menguat lagi terhadap dollar AS hari ini. Indeks dollar AS juga terlihat mengalami penurunan ke arah level terendah bulan Mei 2023 di sekitar 101. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat turun ke bawah 4 persen,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, Ariston menilai The Fed kemungkinan besar masih menjalankan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bp di rapat bulan Juli ini, yang dinilai bisa menahan penguatan rupiah. Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi penguatan ke arah Rp 15100 per dollar AS, dengan resisten di sekitar Rp 15.180 per dollar AS.

Baca juga: Resmi IPO, Harga Saham TGUK Tembus ARA

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com