Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deputi Gubernur Senior Sempat Bingung Jumlah Kantor Perwakilan BI Lebih Banyak dari Provinsi di RI

Kompas.com - 27/07/2023, 11:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahukah kamu, jumlah kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) lebih banyak dari jumlah provinsi di Indonesia? Bank sentral nasional tercatat memiliki 46 kantor perwakilan di Tanah Air, sementara di Indonesia sendiri terdapat 38 provinsi.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti pun mengaku sempat bingung dengan lebih banyaknya kantor perwakilan BI dibanding provinsi Indonesia. Pasalnya, data itu menunjukan adanya dua kantor perwakilan BI di provinsi tertentu.

"Waktu awal saya masuk Bank Indonesia saya juga bingung kok kantor perwakilan BI ada 46 ya, kan provinsi cuma 34 (pada tahun 2019)," ujar dia, dalam Seminar Sejarah Bank Indonesia, di Museum BI, Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Ternyata, lebih banyaknya jumlah kantor perwakilan dari provinsi berkaitan dengan sejarah BI. Tepatnya, ketika BI belum dinasionalisasi, dan masih menjadi bank swasta milik Hindia Belanda yakni De Javasche Bank (DJB).

Baca juga: Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, BI Beri Jamu Ini untuk Perbankan

Destry menjelasakan, DJB merupakan bank swasta Hindia Belanda yang didirikan pada 1828, dengan tugas utama mensirkulasi mata uang Hindia Belanda, gulden. Untuk mendukung pelaksanaan sirkulasi mata uang tersebut, DJB mendirikan 16 kantor cabang di kota-kota yang dinilai sebagai sentra bisnis pada saat itu.

Dalam pendiriannya, terdapat 1 provinsi yang dibangun 2 kantor cabang. Misal saja, di Jawa Tengah terdapat kantor cabang di Semarang (dibangun 1829) dan Solo (1867). Kemudian di Jawa Timur terdapat kantor cabang di Surabaya (1829) dan Malang (1916).

Meskipun gedung-gedung itu sudah dibangun sejak zaman penjajahan, Destry menyebutkan, kantor cabang itu masih beroperasi sampai saat ini. Hal ini lah yang membuat jumlah kantor perwakilan BI lebih banyak dari provinsi Indonesia.

Baca juga: BI Bebaskan Tarif QRIS untuk Transaksi hingga Rp 100.000

"Ada kantor yang di zaman bank Belanda , itu ternyata enggak tutup, dan itu adalah bukan kantor perwakilan provinsi tapi kota-kota. Ini menggambarkan apa? Aktivitas ekonomi tinggi sekali," tutur Destry.

Masih beroperasinya gedung-gedung peninggalan zaman Hindia Belanda menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tidak melupakan sejarah. Destry bahkan mendorong masyarakat untuk mempelajari sejarah, dengan tujuan mencipatkan masa depan lebih baik.

"Jadi jangan pernah lupa dengan akar kita, sejarah kita, masa lalu kita, karena itu bagian dari ilmu pengetahuan kita, dan juga sumber kita untuk menjadi lebih baik lagi," ucapnya.

Baca juga: Masih Ingin Tekan Inflasi, BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com