Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengawali Sesi, Harga Saham Garuda Indonesia Melonjak 9,5 Persen

Kompas.com - 23/08/2023, 11:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Mengawali sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham emiten penerbangan plat merah Garuda Indonesia (GIAA) melonjak 9,5 persen pada level Rp 80 per lembar saham, pada pukul 10.44 WIB.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berencana menggabungkan tiga perusahaan penerbangan atau merger, yakni Garuda Indonesia (GIAA), Citilink Indonesia, dan Pelita Air.

Adapun tujuan dari rencana merger ini adalah sebagai upaya untuk mendorong penurunan biaya logistik di Indonesia.

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, saham Garuda Indonesia masih berpotensi melanjutkan rally hingga ke level Rp 100 per lembar saham. Dalam beberapa hari terakhir harga saham GIAA terus menunjukkan kenaikan.

Baca juga: Garuda Indonesia Bakal Merger, Simak Prospek Saham GIAA

“GIAA secara teknikal msh berpotensi melanjutkan rally hingga ke level Rp 100 per lembar saham. Posisi ini merupakan target mengacu pada golden ratio Fibonacci Projection dari fase kenaikan awalnya di akhir Mei kemarin,” kata Ivan kepada Kompas.com.

Pada penutupan perdagangan, Selasa (22/8/2023), harga saham Garuda Indonesia berada di level Rp 73 per saham atau melonjak 8,9 persen. Dalam tiga bulan terakhir harga saham GIAA terus menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan 15,8 persen.

Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta menilai, kinerja GIAA kedepannya diperkirakan akan semaikin baik, utamanya didorong oleh efisiensi yang dilakukan pada perusahaan penerbangan plat merah itu.

Baca juga: Erick Thohir Berencana Gabungkan Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air

“Kalau dilihat dari kinerja bottom line, GIAA cenderung mengalami kenaikan kinerja. Tapi, seiring dengan kenaikan cost, itu membuat perusahaan mengalami net loss. Di kuartal II-2023, dengan adanya merger ini akan reduce of cost karena efisiensi bisnis bisa diterapkan optimal,” kata Nafan.

Adapun Price Earning Ratio (PER) saham GIAA beradai di level 3,19 kali. Sementara itu, Price to Book Value (PBV) ratio sebesar 0,31 kali. Sementara itu, kapitalisasi pasar GIAA saat ini sebesar Rp 7,3 triliun.

Sebagai informasi, saham Garuda Indonesia memiliki beberapa special notation sebagai acuan bagi para investor. Adapun special notation yang disematnya, yakni B atau Bankruptcy filing against the company (permohonan pernyataan pailit). Kemudian, E atau negative equity (ekuitas negatif), dan X atau special monitoring (dalam pemantauan khusus).

Baca juga: Erick Thohir Mau Merger Maskapai BUMN, Dirut Garuda Indonesia: Masih Proses Diskusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com