Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Naik 1 Persen, Tertinggi dalam Dua Minggu

Kompas.com - 24/08/2023, 09:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia naik 1 persen ke level tertinggi dalam dua minggu pada akhir perdagangan Rabu (23/8/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB.

Kenaikan harga emas dunia itu didorong penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury dan dollar AS, seiring penantian investor terhadap Jackson Hole Economic Symposium.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 1 persen ke 1.916,20 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange juga naik 1,1 persen ke level 1.948,10 dollar AS per ons.

"Harga emas sempat sedikit oversold dan kita mendapatkan kenaikan karena beberapa bargain hunter, yang kemudian terjadi short-covering,” kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Imbal hasil U.S Treasury tenor 10 tahun turun dari level tertinggi dalam 16 tahun yang sempat dicapai pada sesi sebelumnya. Kondisi ini membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil jadi cukup menarik bagi investor.

Sementara indeks dollar AS turun 0,14 persen ke level 103,45 pada perdagangan kemarin. Pelemahan ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mendorong minat pada emas.

Fokus pelaku pasar kini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di hari Jumat mendatang, di saat momentum para gubernur bank sentral dari seluruh dunia berkumpul pada Jackson Hole Economic Symposium untuk konferensi tahunan mereka.

Pernyataan Powell pada simposium tersebut akan menjadi acuan pasar untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) ke depannya.

Pasar kini memperkirakan peluang sebesar 88,5 persen untuk kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga tingginya pada September 2023 mendatang, menurut alat CME FedWatch.

Baca juga: Menanti Arah Suku Bunga BI, Simak Analisis IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Adapun sejak Maret 2022, The Fed sudah menaikkan suku bunga 525 basis poin ke kisaran 5,25 persen-5,50 persen.

"Perhatian pasar kini beralih dari seberapa tinggi suku bunga akan naik ke berapa lama suku bunga akan tetap tinggi," kata Daniel Ghali, Ahli Strategi Komoditas di TD Securities.

Untuk diketahui, emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, namun kebijakan suku bunga The Fed sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik atau berada di level tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Namun sebaliknya, ketika suku bunga melemah maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik.

Baca juga: Saham Nvidia Jadi Katalis di Nasdaq, Wall Street Berakhir Hijau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com