Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut SRBI akan Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Kompas.com - 28/08/2023, 15:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengatakan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dapat memberikan dukungan pada stabilitas nilai tukar rupiah. SRBI terutama bertujuan untuk menarik modal asing dalam bentuk investasi portofolio.

Hal tersebut diutarakan di tengah proyeksi kenaikan suku bunga The Fed September 2023.

BI sendiri memprediksi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Funds Rate (FFR) dapat mencapai 50 basis poin (bps) atau 0,5 persen. Saat ini, suku bunga acuan The Fed ada di level 5,25-5,50 persen.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto mengatakan, SRBI pada dasarnya merupakan instrumen penyerapan likuiditas.

Baca juga: Dedolarisasi, BI Gandeng Malaysia dan Thailand Kerja Sama Transaksi Mata Uang Lokal

Dalam kaitannya dengan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, SRBI dapat dimiliki oleh non bank, seperti penduduk dan bukan penduduk di pasar sekunder.

"Kalau (investor) asing masuk tentu saja likuiditas valas (valuta asing) akan jadi lebih baik," kata dia dalam Taklimat Media BI, Senin (28/8/2023).

Ia menambahkan, dalam kaitannya dengan nilai tukar, semua negara memang sedang mengalami dampak dari tren penguatan dollar Amerika Serikat atau strong dollar.

Untuk itu, instrumen ini memberikan ruang pada investor asing memiliki alternatif investasi melalui SRBI.

SRBI diharapkan akan diminati karena berdasarkan penilaian berbagai pihak, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dinilai positif.

Edi menjelaskan, ketika investor asing berminat untuk berinvestasi di instrumen ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menukarkan dollar AS menjadi rupiah.

Baca juga: Awal Pekan, Simak Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia

Rupiah tersebut kemudian akan dikonversi atau dibelikan SRBI di pasar sekunder. Investor asing juga dapat membeli SRBI di pasar primer dengan cara menitipkan kepada peserta operasi pasar terbuka (OPT) Bank Indonesia.

"Nanti suplai dollar di pasar valas kita meningkat," imbuh dia.

SRBI sendiri akan mulai diimplementasikan 15 Septembr 2023. Penerbitan SRBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta OPT konvensional.

Adapun, SRBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan oleh eksportir maupun investor asing melalui pasar sekunder.

Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya menerbitkan SRBI untuk menjadi instrumen operasi moneter kontraksi yang pro market untuk memperkuat pendalaman pasar uang karena SRBI ini bisa diperdagangkan di pasar uang.

"Kita keluarkan SRBI. Apa SRBI itu? Sekuritas Rupiah BI. Kenapa disebut sekuritas? karena ini sekuritisasi dari SBN yang dimiliki oleh BI. BI kan punya lebih dari Rp 1.000 triliun SBN, nah kita sekuritisasi SBN ini dijadikan underlying," tutup dia.

Baca juga: BI Prediksi Suku Bunga Acuan AS Berpotensi Naik 0,5 Persen pada September 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com