Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Buah Sri Mulyani: Perdagangan yang Melambat Tidak Hanya Dialami Indonesia...

Kompas.com - 17/11/2023, 12:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, perlambatan aktivitas perdagangan internasional tidak hanya dialami oleh Indonesia. Kontraksi ekspor-impor juga dirasakan negara mitra Indonesia, imbas dari pelemahan ekonomi global.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor Indonesia turun 10,43 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 22,15 miliar dollar AS pada Oktober 2023. Sementara itu, impor turun tipis 2,42 persen menjadi 18,67 miliar dollar AS.

Dengan demikian, neraca perdagangan RI mencatat surplus sebesar 3,48 miliar dollar AS. Niliai ini lebih rendah 2,12 miliar dollar AS dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,59 miliar dollar AS.

"Kinerja perdagangan yang melambat sejatinya tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga terjadi di negara-negara mitra dagang Indonesia sebagai konsekuensi pelemahan ekonomi global," tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).

Baca juga: Tren Penurunan Berlanjut, Nilai Ekspor RI Sebesar 22,15 Miliar Dollar AS pada Oktober 2023

Febrio menyebutkan, salah satu contoh negara yang mengalami perlambatan aktivitas dagang ialah Amerika Serikat (AS). Meskipun perekonomian Negeri Paman Sam dalam tren menguat, impor AS dari global secara keseluruhan masih terkontraksi

Hal itu terutama karena tren penguatan ekonomi AS lebih ditopang oleh sektor jasa domestik. Akibatnya, nilai ekspor Indonesia ke AS terkontraksi sebesar 0,51 persen secara bulanan

"Demikian pula perlambatan aktivitas ekonomi di kawasan ASEAN, yang menyebabkan ekspor ke Singapura dan Malaysia terkontraksi masing-masing sebesar 4,73 persen dan 2,28 persen secara bulanan," ujar Febrio.

Baca juga: Neraca Perdagangan RI Catat Surplus 42 Bulan Berturut-turut


Imbas dari perlemahan aktivitas perdagangan negara mitra tersebut, nilai surplus neraca dagang kian menyusut. Akan tetapi, Febrio berharap, capaian surplus neraca perdagangan yang mencapai 31,22 miliar dollar AS sejak Januari hingga Oktober 2023 dapat menopang neraca berjalan Indonesia.

"Meski mengalami penurunan, neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus di Oktober ini mencerminkan daya tahan Indonesia di tengah risiko global yang masih eskalatif," kata Febrio.

"Peningkatan risiko ini akan terus kami waspadai dengan terus memantau dan menyiapkan berbagai opsi bantalan kebijakan untuk meredam gejolak global dan menjaga stabilitas dan kinerja ekonomi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com