Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Ingin Harga Listrik dari EBT Makin Terjangkau

Kompas.com - 18/01/2024, 07:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin harga listrik yang dihasilkan dari energi baru dan terbarukan (EBT) terjangkau bagi masyarakat. Untuk itu, pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan bauran EBT sebagai bagian dari program transisi energi.

Salah satunya dengan meningkatkan koordinasi antara pemangku kepentingan di sektor transisi energi. Kini satgas tim transisi energi nasional pun telah memiliki "rumah bersama" atau Indonesia Energy Transition Implementation Joint Office.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, dengan keberadaan kantor itu, satgas yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga bisa mediskusikan upaya-upaya percepatan transisi energi, termasuk tantangan dan solusinya.

"Banyak hal yang harus kita pikirkan, yang harus kita hitung supaya cermat dan terukur bagaimana transisi energi ini tercapai," ujarnya dalam persemian Energy Transition Implementation Joint Office yang berlokasi di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).

Baca juga: Harga Listrik EBT Makin Murah, Siap Bersaing dengan Fosil

Ia menuturkan, pemerintah ingin transisi ke energi terbarukan tetap dibarengi kemampuan penyediaan listrik yang andal. Selain itu, ingin harga listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan juga terjangkau bagi masyarakat.

Hal ini mengingat tantangan dalam menyediakan listrik yang lebih ramah lingkungan adalah teknologi tinggi dan biaya produksi yang tidak murah.

"Kelistrikan tetap andal itu yang paling utama, dan harga listrik tetap terjangkau meskipun transisi energi kita lanjutkan," kata Jisman.

Adapun pemerintah menargetkan Indonesia bisa mencapai nol emisi karbon atau net zero emissions di 2060.

Menurut Jisman, Kementerian ESDM saat ini tengah menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) hingga 2060.

RUKN tersebut bakal selaras dengan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang tengah dirampungkan oleh PT PLN (Persero).

"Jadi nanti kita sudah siapkan langkah-langkah yang akan kita lakukan di sektor ketenagalistrikan, terutama nanti seperti apa yang eksisting," ucapnya.

Baca juga: Menteri ESDM: Fokus RI Bangun Pembangkit Listrik EBT Jadi Kesempatan Baru untuk Pelaku Usaha

Bauran EBT hingga 2023

Sebagai informasi, Kementerian ESDM mencatat bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga 2023 baru mencapai 13,1 persen, jauh dari target mencapai 23 persen di 2025.

Maka diperlukan langkah-langkah strategis untuk mendorong bauran EBT. Ada 8 strategi yang disiapkan Kementerian ESDM.

Pertama, pembangunan EBT yang sudah direncanakan dalam RUPTL, di mana targetnya memiliki tambahan pemasangan kapasitas EBT sebesar 10,6 gigawatt pada 2025.

Kedua, implementasi program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan mendorong pemasangan panel surya di atap bangunan.

Ketiga, konversi pembangkit energi fosil ke EBT.

Baca juga: Pendanaan 9 Proyek EBT PLN Senilai Rp 51 Triliun Terhambat Aturan TKDN

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com